RERANGKA KONSEPTUAL PEMBENTUKAN MINDSET

RERANGKA KONSEPTUAL PEMBENTUKAN MINDSET

Pada hakikatnya tugas manajer adalah mengelola human asset, bukan financial asset. Dengan kata lain tugas manajer adalah mengelola sumber daya manusia dalam memanfaatkan sumber daya lain untuk mewujudkan tujuan organisasi. Oleh karena tindakan manusia sangat ditentukan oleh sikapnya terhadap sesuatu yang ditentukan oleh pembentukan peta mental (mindset) yang dimiliki orang tersebut dan pembentukan peta mental sangat penting untuk mengelola sumber daya manusia.

Pendekatan yang digunakan human resource leverage approach dalam pembuatan rerangka konseptual untuk pembentuakan mindset. Pendekatan ini menggunakan paradigm personel yang mencerminkan lingkungan bisnis yang dihadapi oleh perusahaan seabagai dasar untuk mendesain sistem pengendalian manajemen. Pendesainan ini denagn membangun paradigm personel yang mencerminkan kondisi lingkunagan yang dimasuki oleh organisasi.

KONSEP MINDSET

Sikap mental mapan ( fixed mental attitude ) yamg dibentuk melalui pendidikan, pengalaman, dan prasangka. Mindset merupakan peta mental yang dipakai sebagai dasar untuk bersikap dan bertindak.

Mindset terdiri dari tiga komponen pokok antara lain :

© Paradigma adalah cara yang digunakan oleh seseorang didalam memandang sesuatu.

© Keyakinan dasar adalah kepercayaan yang dilekatkan oleh seseorang terhadap sesuatu.

© Nilai dasar adalah sikap, sifat, dan karakter yang dijunjung tinggi oleh seseorang, sehingga berdasarkan tersebut nilai-niali tersebut seseorang dibatasi.

Contoh model bilding blocks yang diguankan untuk membangun rerangka bangun kultur organisai.

Menurut model ini kultur organisasi mempunyai tiga tingakatan antara lain :

© Tingkat pertama adalah paradigm yang merupakan cara pandang yang digunakan organisasi terhadap sesuatu.

© Tingakat kedua adalah keyakinan dasar dan nilai dasar yang bersama-sama dengan paradigm membentuk mindset organisasi.

© Tingkat ketiga adalah Perilaku diadalam organisasi yang dirancang melaluisistem       manajemen.

Apa yang terjadi jika mindset personel tidak sesuai dengan mindset yang digunakan untuk mendesain system manajemen.

Apa yang terjadi jika mindset personel tidak sesuai dengan mindset organisasi ada tiga kemungkinan atara lain :

© Personel melaksanakan tindakan setengah hati, bahkan tanpa hati

© Personel memerlukan pengawasan dari orang alin untuk memastikan bahwa tindakan dilaksanakan berdasarkan mindset semestinya

© Personel dapat melakukan sabotase karena ketidaksesuaian antara mindsetnya dengan          mindset semestinya yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan.

Jika personel tidak yakin bahwa kelangsungan hidup oraganisasi ditentukan oleh customer, didalam melayani customer ia akan memperalkukan customer orang yang membutuhkan produk atau jasa, bukan perusahaan yangyang membutuhkan customer. Oleh karena itu manajemen puncak harus mengkomunikasikan customer value, keyakinan dasar, dan nilai organisasi yang berkaitan dengan paradigm tersebut.

Pengkomunikasian mindset kepada seluruh personel akan berhasil melaui proses internalisa, paradigma, keyakinan dasar, niali dasra yang dirumuskan oleh organisasi tertanam didalam seluruh personel organisasi tersebut.

Contoh ketidaksesuaian anatara mindset personel dangan mindset organisasi antara lain, personel fungsi pembelian memilki keyakinan bahwa pemasok adalah pedagang yang membutuhkan order dari perusahaan dan diyakini pula oleh personel tersebut bahwa umumnya pemasok mengikat bisnis denagan perusahaan untuk mencari laba sebesar-besarnya, tanpa menghiraukan kualitas.

Perubahan yang dilakukan manajemen puncak untuk megubah paradigm mengenai pemasok sebagai berikut :

1)      Pemasok adalah mitra bisnis yang menetukan kualitas dan penyerahan waktu masuakn untuk menyediakan produkyang mengahasilkan value bagi pelanggan.

2) Berdasarkan paradigma tersebut, manajemen puncak mengkomunikasikan keyakianan dasar bahwa “ perusahaan mata rantai yang menghubungkan pemasok dengan customer”, dan “pemasok adalah tujuan fungsi pembeliaan”.

RERANGKA KONSEPTUAL PERUMUSAN MINDSET

Langkah pembentukan mindset  ada dua antara lain :

1) Perumusan mindset mempunyai empat langkah antara lain :

a)      Trenwaching adalah mengamati perubahan yang akan terjadi dimasa deapan , memacu perubahan adalah globalisasi, tehnologi informasi, strategic quality management dan revolusi manajemen.

b)      Envisioning adalah kemempuan kita untuk menggambarkan dampak perubahan dalam lingkungan bisnis yang dakibatkan pemacu perubahan yang telah diamati trendwaching.

c)      perumusan paradigma adalah menetatapkan suatu paradigm yang berguna bagi oraganisasi melalui pembentukan mindset yang sama antara personel dan organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai.

d)      perumusan mindset adalah pembentukan mindset yang dikomunikasikan pada seluruh personel didalam suatu organisasi , terdiri dari tiga komponen antara lain, paradigm, keyakinan dasar, dan nilai dasar.

2) Pengkomunikasian mindset ada dua cara antara lain :

a)      melalui perilaku pribadi (personal behavior) dengan membentuk paradigm, keyakinan dasar, dan nilai dasar organisasi yang dikomunikasikan kepada seluruh karyawan melalui penataran sistematik . cara ini ditempuh dengan menanamkan konsep paradigma, keyakianan dan nilai organisasi. Dan penghayatan paradigm , keyakinan, dan nilai dasar organisasi kedalam perilaku keseharian mereka melalui actions speak louder than words.

b)      melalui perilaku organisasional ( operasional behavior) dengan menerapkan bahwa seluruh karyawan terlibat dalam pengoperasian sistem dan prosedur, peraturan dan keputusan dan berjangka waktu panjang selama system, proseur, peraturan dan keputusan yang berlaku.

Tinggalkan komentar