Archive for Juli, 2009

IFRS

Juli 2, 2009

PENDAHULUAN

Ketika aktivitas bisnis perusahaan menjadi semakin berkembang setiap tahun, sistem akuntansi dari negara-negara individu tampak sederhana, berbeda dari negara ke negara lain. Baru-baru ini, tuntutan kebutuhan akan suatu sistem akuntansi berstandar internasional sehingga investor dapat memahami dan dengan baik membandingkan tampilan perusahaan dari negara lain ketika mereka mencari pembiayaan dari luar negeri. Sebagai hasil penelitian ini, standar akuntansi internasional diaplikasikan cesara bertahap.

Persetujuan Norwalk adalah hasil pertemuan antara FASB dan IASB pada bulan September 2002. Persetujuan tersebut mencari persamaan antara IFRS dan U.S. standard, untuk pemusatan lebih lanjut  sebagai standar akuntansi internasional. Kebanyakan perusahaan Jepang menyingkapi informasi keuangan dengan menggunakan Standard Akuntansi Jepang.

MOF, menerbitkan suatu memorandum berjudul ” Adoption of International Accounting Standards In Japan”. Tujuan Memorandum MOF adalah untuk mengumpulkan dan menyusun berbagai argumentasi tentang apa yang sebaiknya dilakukan di Jepang, dari suatu sudut pandang pejabat, mengenai pangadopsian standar akuntansi internasional untuk disetarakan dengan pengaodpsian European Union’s oleh IFRS 2005.

Dalam MOF Memorandum, sebagai langkah pertama, Dewan membuat pengamatan umum atas Kecenderungan trend internasional yang melingkupi IFRS, menghasilkan argument dan pendapat tentang IFRS dari suatu sudut pandang sah, dan menyediakan Komentar dewan tentang langkah selanjutnya. Dewan juga memberikan pendapatnya mengenai aplikasi IFRS untuk perusahaan asing seperti halnya perusahaan domestik.

BERBAGAI ARGUMENTASI TENTANG IFRS DI JEPANG

A. Pendapat pemerintah

Perusahaan Jepang  menghasilkan dua satuan laporan keuangan meturut dua hukum : Kode Perdagangan dan Hukum Pertukaran Surat-Surat berharga. Internasional Standard lebih menyeluruh mengenai tingkat pengungkapan yang diperlukan. Sebagai contoh:

  1. Kuh Perdagangan Jepang tidak memerlukan penyingkapan suatu laporan arus kas dan statemen bagian pemegang saham, dimana itu diperlukan untuk standard internasional.
  2. Perencanaan penyisihan laba dan laporan tambahan ( seperti surat-surat berharga, aktiva tetap, akun modal, dan rekening cadangan) diperlukan di bawah Kuh Dagang Jepang tetapi tidaklah diperlukan di bawah Standard Internasional.
  3. Di bawah Kuh Dagang, hanya perusahaan besar diperlukan untuk menyingkapkan laporan konsolidasi, sedangkan standard internasional memerlukan penyingkapan laporan konsolidasi dengan mengabaikan ukuran perusahaan.
  4. Kuh Dagang memerlukan penyingkapan tentang laporan keuangan satu tahun, tetapi standard internasional memerlukan penyingkapan komparatif laporan keuangan dari beberapa tahun.
  5. Catatan tambahan terbatas di bawah Kuh Dagang tetapi itu adalah bagian penting dalam pengungkapan dalam standard internasional.

Salah satu alasan untuk menentang pemaksaan standard internasional, FSA negara, adalah bahwa standar internasional tidak diterima sebagai suatu praktek bahkan di Amerika Serikat menerapkan Standar Akuntansi Internasional untuk perusahaan  domestik dan perusahaan asing yang sesuai dan adil.

B. Opini dari Sektor Pribadi

Organisasi Ekonomi Federasi Jepang (yang kita kenal dengan Keindanren di Jepang) juga mengambil sikap yang negatif dengan standarisasinya. Dan pada tanggal 24 Juli 2003, Sir David Tweedie, Pemimpin rapat IASB yang mengunjungi Keidanren menyatakan :

Tujuan dari IASB untuk membentuk keseragaman standar akuntansi yang berkualitas tinggi yang digunakan di semua pasar dunia.  Tapi kenyataannya banyak orang kehilangan dasrb akuntansinya di berbagai negara di dunia dan yang disayangkan juga kejadian di U.S serta Krisis Keuangan di Negara Asia. Itulah yang menyebabkan IASB untuk menyeragamkan Standar Akuntansi Internasional.

PERMASALAHAN TAHUN 2005

MOF Memorandum menjelaskan permasalahan yang di duga terjadi di Jepang ketika Uni Eropa mengambil standar baru ditahun 2005. Uni Eropa menentukan dengan pasti yang wajib dibuat untuk perusahaan dan juga untuk umum. Dan Perdagangan Uni Eropa (E U) menggunakan IFRS dan standar ini di persiapkan untuk Laporan Keuangan Konsolidasi pada Januari 2005. inti dari permasalahannya adalah kenaikan modal di Uni Eropa.

SYARAT PENGUNGKAPAN DI PASAR JEPANG DENGAN PERBEDAAN STANDAR AKUNTANSI

Karena  Keunikan dari Standar Akuntansi Jepang dan IFRS memunculkan 3 perbedaan pengungkapan yang diciptakan di pasar Jepang :

  1. Standar Akuntansi dasar di Jepang
  2. Standar Akuntansi Dasar dengan Negara Asing
  3. Standar dari IFRS

Artikel analisis MOF termasuk dalam 6masalah potensial untuk menyatakan jepang dengan Standart Akuntansi Internasional. Berbagai standar pasar jepang yang diungkapkan dibawah ini:

Kasus Perusahaan Luar Negeri

  1. Langkah perusahaan luar negeri dengan standart jepang menurut hukum yang                   ada di jepang.
  2. Langkah Perusahaan Luar Negeri denagn Satndart dalam negeri atau Standart tiga negara menurut hokum yang ada dijepang.
  3. Gambaran tentang perusahaan Luar Negeri yang menggunakan IFRS

IFRS tidak menemukan definisi lain Standart dalam Negeri dan Standart tiga negara.

DUALITAS REGULASI AKUNTANSI DI JEPANG

.Kode Perdagangan mengatur prosedur–prosedur akunting korporat untuk tujuan utama menentukan secara akurat jumlah modal yang ada untuk dividen juga posisi kreditor yang tidak akan berbahaya karena hambatan properti korporat dari banyaknya distribusi dividen. Kode Perdagangan ini menegakkan periode profit dan metode kalkulasi rugi dan template saldo neracanya dipersiapkan langsung dari buku-buku akunting oleh sarana metode derivatif.

Meskipun detail regulasi mengenai akunting korporasi bisa ditemukan dalam Kode Perdagangan, aturan Kode Perdagangan dari Regulasi-Regulasi Mengenai Buku-Buku Perdagangan dan Kementerian Ordinansi Kehakiman diterapkan untuk item-item yang tidak didefinisikan secara spesi Hukum Pertukaran Sekuritas mendalilkan istilah, format dan metode-metode yang digunakan untuk persiapan saldo neraca, pernyataan profit dan rugi dan dokumen –dokumen lain yang berhubungan dengan kalkulasi finansial. Item-item ini dikirimkan menurut penggunaan yang wajar dan masuk akal termin, format dan metode persiapan yang ditentukan dalam Ordinansi MOF.

Dari sudut pandang yang lebih praktis, dokumen–dokumen kalkulasi finansial menyediakan informasi penting berkaitan dengan evaluasi–evaluasi sekuritas yang bisa dinegosiasikan dan perusahaan yang menerbitkan saat itu membagikan penempatan ataupenawaran perdana saham. Ordinansi ini mendukung pembuatan investigasi administratif lebih lancar dan semakin cepat. Ordinansi meningkatkan kewajaran transaksi dengan menyediakan representasi lebih akurat sementara memudahkan mereka untuk ditangani dalam cara lebih halus melalui format rasional yang melancarkan analisis-analisis lebih cepatu penawaran perdana saham.

Hukum Pertukaran Sekuritas ini diperkenalkan setelah Perang Dunia II dan ditujukan untuk mengkopi hukum yang sama ditetapkan pada 1933 dan 1934 di Amerika Serikat. Asumsi dasar dari otoritas pekerjaan dalam menyarankan legislasi korporat baru dan sekuritas-sekuritas bekerja baik di Amerika Serikat namun juga bekerja di Jepang.

ISU LEGENDA

Catatan penting untuk adopsi Standar-Standar Akunting Internasional di Jepang adalah beberapa pernyataan finansial diharuskan memasukkan sebuah legenda yang diminta oleh Amerika Serikat. Seseorang bisa menunjukkan masalah lain dengan praktik-praktik akunting Jepang. Pada Agustus 1995 laporan tahunan Dana Moneter Internasional, administrasi kebijakan Jepang dituduh gagal untuk menggunakan ukuran efektif untuk memperbaharui kelambatan sistem perbankan,  lebih jauh dikatakan “menunggu tidak akan memulihkan kerugian, namun malah menambahnya” dan IMF meminta Jepang mengambil tindakan cepat untuk mengkoreksi masalah-masalah bank ini. Laporan ini juga menyatakan bahwa : (1) mekanisme pasar yang sekiranya membantu depositor dan investor untuk menyeleksi bank-bank yang tidak bekerja karena penyingkapan yang tidak memadai dari pengoperasian informasi bank-bank; dan (2) penting bagi pemegang saham untuk menuntut kesempurnaan aturan yang lebih jelas ringkas menentukan bagaimana dana-dana ini perlu diamankan untuk membersihkan hutang yang menimbulkan masalah bank, termasuk reksadana.

Berbagai masalah yang timbul di Jepang dari perusahaan domestik dan internasional karena sistem akuntansi di Jepang berbedadari standar internasional. Bahkan ’penjualan’, standar akuntansi di Jepang tidak jelas dan proses penjelasan secara spesifik kebiasaan industri. Ditengah-tengah ekspansi dari pasar modal yang melintasi batas nasional, hak isolasi pasar Jepang dari negara asing untuk melanjutkan masalah standar akuntansi yang bersifat merugikan semua investor dan kerja sama di dunia, sebagai perampasan investor dunia dari pilihan yang berharga dan pilihan menambah simpanan terbatas untuk kerja sama.

A.  Keunggulan dan kelemahan perusahaan Jepang yang mengadopsi standar akuntansi internasional

Di dalam negeri, perusahaan Jepang terbebani dengan kebutuhan untuk menyiapkan dua macam laporan keuangan untuk menyesuaikan persyaratan legal antara commercial code dan hukum pertukaran sekuritas. Dengan mengadopsi standar internasional mereka akan terbebas dari beban tersebut.

Bagaimanapun, metode akuntansi di Jepang sangat unik, perusahaan di Jepang mencoba menerima keuangan internasional yang diminta untuk memperlihatkan informasi performanyaberdasarkan standar negara asing, atau memperlihatkan metodologinya untuk menyesuaikan perbedaan standarnya. Ini akan menjadi rintangan yang besar untuk perusahaan di Jepang karena mereka akan sulit mengefisiensi biaya tambahan di pasar luar negeri.

Sebagai tambahan, pelaporan keuangan perusahaan cabang luar negeri, dipersiapkan berdasarkan standar negara asing yang akan dikonsolidasi dengan pelaporan keuangan perusahaan induk yang berdasarkan standar di Jepang. Ini merupakan perwujudan pasti untuk melawan tujuan internasional untuk menyeragamkan standar akuntansi.

B.  Keunggulan bagi perusahaan asing yang bermaksud untuk menambah simpanan di Jepang

Perusahaan asing yang membolehkan mengajukan pelaporan keuangan dimana dipersiapkan berdasarkan ”home country standard” atau “third country standard” ke MOF. Bagaimanapun FSA menilai pelaporan tersebut untuk menilai jika dokumen menghindar dari resiko kompromi perlindungan investor domestik Jepang. Proses ini, tentu saja, menempatkan beban berat dalam kerja sama asing. Sebagai data, perusahaan asing mungkin mencoba menambah simpanan di pasar lain selain Jepang. Dengan memakai standar internasional dapat mengurangi masalah dan seharusnya menyelidiki lebih lanjut dengan tujuan yang ada dalam pikiran.

C.  Keunggulan bagi perusahaan asing yang melakukan bisnis di Jepang

Pelaporan keuangan membutuhkan pengajuan ke MOF oleh perusahaan asing yang melakukan bisnis di Jepang sekarang ini membutuhkan persiapan berdasarkan prinsip akuntansi Jepang. Ini menempatkan beban berat pada kerja sama internasional. Perusahaan tersebut juga harus mempersiapkan dokumen keuangan berdasarkan standar untuk pelaporan kuarter utama mereka di negara asing.

Pertimbangan untuk masalah ini, mengganti standar akuntansi Jepang ke standar internasional adalah solusi yang ideal. Bagaimanapun, standar akuntansi Jepang tidak diciptakan semalaman, tetapi dari cerita masa lalu yang panjang dan melibatkan berbagai macam regulasi. Itu merupakan faktor lain, tergantung dari kultur dan pengertian tentang nilai, itu dapat mencegah konversi lain dari proses efisiensi. Standar yang akan diadopsi dari standar akuntansi internasional, tinjauan tentang hubungan hukum lain, seperti hukum komersial, hukum pergantian sekuritas, dan huykum pajak, yang dibutuhkan.

Konsekuensinya, pengadopsian yang cepat tentang standar akuntansi internasional kurang terpikirkan, kesempatan itu akan berpindah secara perlahan. Ini juga masalah yang harus dipertimbangkan dan di pecahkan di semua proses dari internasionalisasi total di dalam perekonomian di Jepang.

PENDAHULUAN

Ketika aktivitas bisnis perusahaan menjadi semakin berkembang setiap tahun, sistem akuntansi dari negara-negara individu tampak sederhana, berbeda dari negara ke negara lain. Baru-baru ini, tuntutan kebutuhan akan suatu sistem akuntansi berstandar internasional sehingga investor dapat memahami dan dengan baik membandingkan tampilan perusahaan dari negara lain ketika mereka mencari pembiayaan dari luar negeri. Sebagai hasil penelitian ini, standar akuntansi internasional diaplikasikan cesara bertahap.

Persetujuan Norwalk adalah hasil pertemuan antara FASB dan IASB pada bulan September 2002. Persetujuan tersebut mencari persamaan antara IFRS dan U.S. standard, untuk pemusatan lebih lanjut  sebagai standar akuntansi internasional. Kebanyakan perusahaan Jepang menyingkapi informasi keuangan dengan menggunakan Standard Akuntansi Jepang.

MOF, menerbitkan suatu memorandum berjudul ” Adoption of International Accounting Standards In Japan”. Tujuan Memorandum MOF adalah untuk mengumpulkan dan menyusun berbagai argumentasi tentang apa yang sebaiknya dilakukan di Jepang, dari suatu sudut pandang pejabat, mengenai pangadopsian standar akuntansi internasional untuk disetarakan dengan pengaodpsian European Union’s oleh IFRS 2005.

Dalam MOF Memorandum, sebagai langkah pertama, Dewan membuat pengamatan umum atas Kecenderungan trend internasional yang melingkupi IFRS, menghasilkan argument dan pendapat tentang IFRS dari suatu sudut pandang sah, dan menyediakan Komentar dewan tentang langkah selanjutnya. Dewan juga memberikan pendapatnya mengenai aplikasi IFRS untuk perusahaan asing seperti halnya perusahaan domestik.

BERBAGAI ARGUMENTASI TENTANG IFRS DI JEPANG

A. Pendapat pemerintah

Perusahaan Jepang  menghasilkan dua satuan laporan keuangan meturut dua hukum : Kode Perdagangan dan Hukum Pertukaran Surat-Surat berharga. Internasional Standard lebih menyeluruh mengenai tingkat pengungkapan yang diperlukan. Sebagai contoh:

  1. Kuh Perdagangan Jepang tidak memerlukan penyingkapan suatu laporan arus kas dan statemen bagian pemegang saham, dimana itu diperlukan untuk standard internasional.
  2. Perencanaan penyisihan laba dan laporan tambahan ( seperti surat-surat berharga, aktiva tetap, akun modal, dan rekening cadangan) diperlukan di bawah Kuh Dagang Jepang tetapi tidaklah diperlukan di bawah Standard Internasional.
  3. Di bawah Kuh Dagang, hanya perusahaan besar diperlukan untuk menyingkapkan laporan konsolidasi, sedangkan standard internasional memerlukan penyingkapan laporan konsolidasi dengan mengabaikan ukuran perusahaan.
  4. Kuh Dagang memerlukan penyingkapan tentang laporan keuangan satu tahun, tetapi standard internasional memerlukan penyingkapan komparatif laporan keuangan dari beberapa tahun.
  5. Catatan tambahan terbatas di bawah Kuh Dagang tetapi itu adalah bagian penting dalam pengungkapan dalam standard internasional.

Salah satu alasan untuk menentang pemaksaan standard internasional, FSA negara, adalah bahwa standar internasional tidak diterima sebagai suatu praktek bahkan di Amerika Serikat menerapkan Standar Akuntansi Internasional untuk perusahaan  domestik dan perusahaan asing yang sesuai dan adil.

B. Opini dari Sektor Pribadi

Organisasi Ekonomi Federasi Jepang (yang kita kenal dengan Keindanren di Jepang) juga mengambil sikap yang negatif dengan standarisasinya. Dan pada tanggal 24 Juli 2003, Sir David Tweedie, Pemimpin rapat IASB yang mengunjungi Keidanren menyatakan :

Tujuan dari IASB untuk membentuk keseragaman standar akuntansi yang berkualitas tinggi yang digunakan di semua pasar dunia.  Tapi kenyataannya banyak orang kehilangan dasrb akuntansinya di berbagai negara di dunia dan yang disayangkan juga kejadian di U.S serta Krisis Keuangan di Negara Asia. Itulah yang menyebabkan IASB untuk menyeragamkan Standar Akuntansi Internasional.

PERMASALAHAN TAHUN 2005

MOF Memorandum menjelaskan permasalahan yang di duga terjadi di Jepang ketika Uni Eropa mengambil standar baru ditahun 2005. Uni Eropa menentukan dengan pasti yang wajib dibuat untuk perusahaan dan juga untuk umum. Dan Perdagangan Uni Eropa (E U) menggunakan IFRS dan standar ini di persiapkan untuk Laporan Keuangan Konsolidasi pada Januari 2005. inti dari permasalahannya adalah kenaikan modal di Uni Eropa.

SYARAT PENGUNGKAPAN DI PASAR JEPANG DENGAN PERBEDAAN STANDAR AKUNTANSI

Karena  Keunikan dari Standar Akuntansi Jepang dan IFRS memunculkan 3 perbedaan pengungkapan yang diciptakan di pasar Jepang :

  1. Standar Akuntansi dasar di Jepang
  2. Standar Akuntansi Dasar dengan Negara Asing
  3. Standar dari IFRS

Artikel analisis MOF termasuk dalam 6masalah potensial untuk menyatakan jepang dengan Standart Akuntansi Internasional. Berbagai standar pasar jepang yang diungkapkan dibawah ini:

Kasus Perusahaan Luar Negeri

  1. Langkah perusahaan luar negeri dengan standart jepang menurut hukum yang                   ada di jepang.
  2. Langkah Perusahaan Luar Negeri denagn Satndart dalam negeri atau Standart tiga negara menurut hokum yang ada dijepang.
  3. Gambaran tentang perusahaan Luar Negeri yang menggunakan IFRS

IFRS tidak menemukan definisi lain Standart dalam Negeri dan Standart tiga negara.

DUALITAS REGULASI AKUNTANSI DI JEPANG

.Kode Perdagangan mengatur prosedur–prosedur akunting korporat untuk tujuan utama menentukan secara akurat jumlah modal yang ada untuk dividen juga posisi kreditor yang tidak akan berbahaya karena hambatan properti korporat dari banyaknya distribusi dividen. Kode Perdagangan ini menegakkan periode profit dan metode kalkulasi rugi dan template saldo neracanya dipersiapkan langsung dari buku-buku akunting oleh sarana metode derivatif.

Meskipun detail regulasi mengenai akunting korporasi bisa ditemukan dalam Kode Perdagangan, aturan Kode Perdagangan dari Regulasi-Regulasi Mengenai Buku-Buku Perdagangan dan Kementerian Ordinansi Kehakiman diterapkan untuk item-item yang tidak didefinisikan secara spesi Hukum Pertukaran Sekuritas mendalilkan istilah, format dan metode-metode yang digunakan untuk persiapan saldo neraca, pernyataan profit dan rugi dan dokumen –dokumen lain yang berhubungan dengan kalkulasi finansial. Item-item ini dikirimkan menurut penggunaan yang wajar dan masuk akal termin, format dan metode persiapan yang ditentukan dalam Ordinansi MOF.

Dari sudut pandang yang lebih praktis, dokumen–dokumen kalkulasi finansial menyediakan informasi penting berkaitan dengan evaluasi–evaluasi sekuritas yang bisa dinegosiasikan dan perusahaan yang menerbitkan saat itu membagikan penempatan ataupenawaran perdana saham. Ordinansi ini mendukung pembuatan investigasi administratif lebih lancar dan semakin cepat. Ordinansi meningkatkan kewajaran transaksi dengan menyediakan representasi lebih akurat sementara memudahkan mereka untuk ditangani dalam cara lebih halus melalui format rasional yang melancarkan analisis-analisis lebih cepatu penawaran perdana saham.

Hukum Pertukaran Sekuritas ini diperkenalkan setelah Perang Dunia II dan ditujukan untuk mengkopi hukum yang sama ditetapkan pada 1933 dan 1934 di Amerika Serikat. Asumsi dasar dari otoritas pekerjaan dalam menyarankan legislasi korporat baru dan sekuritas-sekuritas bekerja baik di Amerika Serikat namun juga bekerja di Jepang.

ISU LEGENDA

Catatan penting untuk adopsi Standar-Standar Akunting Internasional di Jepang adalah beberapa pernyataan finansial diharuskan memasukkan sebuah legenda yang diminta oleh Amerika Serikat. Seseorang bisa menunjukkan masalah lain dengan praktik-praktik akunting Jepang. Pada Agustus 1995 laporan tahunan Dana Moneter Internasional, administrasi kebijakan Jepang dituduh gagal untuk menggunakan ukuran efektif untuk memperbaharui kelambatan sistem perbankan,  lebih jauh dikatakan “menunggu tidak akan memulihkan kerugian, namun malah menambahnya” dan IMF meminta Jepang mengambil tindakan cepat untuk mengkoreksi masalah-masalah bank ini. Laporan ini juga menyatakan bahwa : (1) mekanisme pasar yang sekiranya membantu depositor dan investor untuk menyeleksi bank-bank yang tidak bekerja karena penyingkapan yang tidak memadai dari pengoperasian informasi bank-bank; dan (2) penting bagi pemegang saham untuk menuntut kesempurnaan aturan yang lebih jelas ringkas menentukan bagaimana dana-dana ini perlu diamankan untuk membersihkan hutang yang menimbulkan masalah bank, termasuk reksadana.

Berbagai masalah yang timbul di Jepang dari perusahaan domestik dan internasional karena sistem akuntansi di Jepang berbedadari standar internasional. Bahkan ’penjualan’, standar akuntansi di Jepang tidak jelas dan proses penjelasan secara spesifik kebiasaan industri. Ditengah-tengah ekspansi dari pasar modal yang melintasi batas nasional, hak isolasi pasar Jepang dari negara asing untuk melanjutkan masalah standar akuntansi yang bersifat merugikan semua investor dan kerja sama di dunia, sebagai perampasan investor dunia dari pilihan yang berharga dan pilihan menambah simpanan terbatas untuk kerja sama.

A.  Keunggulan dan kelemahan perusahaan Jepang yang mengadopsi standar akuntansi internasional

Di dalam negeri, perusahaan Jepang terbebani dengan kebutuhan untuk menyiapkan dua macam laporan keuangan untuk menyesuaikan persyaratan legal antara commercial code dan hukum pertukaran sekuritas. Dengan mengadopsi standar internasional mereka akan terbebas dari beban tersebut.

Bagaimanapun, metode akuntansi di Jepang sangat unik, perusahaan di Jepang mencoba menerima keuangan internasional yang diminta untuk memperlihatkan informasi performanyaberdasarkan standar negara asing, atau memperlihatkan metodologinya untuk menyesuaikan perbedaan standarnya. Ini akan menjadi rintangan yang besar untuk perusahaan di Jepang karena mereka akan sulit mengefisiensi biaya tambahan di pasar luar negeri.

Sebagai tambahan, pelaporan keuangan perusahaan cabang luar negeri, dipersiapkan berdasarkan standar negara asing yang akan dikonsolidasi dengan pelaporan keuangan perusahaan induk yang berdasarkan standar di Jepang. Ini merupakan perwujudan pasti untuk melawan tujuan internasional untuk menyeragamkan standar akuntansi.

B.  Keunggulan bagi perusahaan asing yang bermaksud untuk menambah simpanan di Jepang

Perusahaan asing yang membolehkan mengajukan pelaporan keuangan dimana dipersiapkan berdasarkan ”home country standard” atau “third country standard” ke MOF. Bagaimanapun FSA menilai pelaporan tersebut untuk menilai jika dokumen menghindar dari resiko kompromi perlindungan investor domestik Jepang. Proses ini, tentu saja, menempatkan beban berat dalam kerja sama asing. Sebagai data, perusahaan asing mungkin mencoba menambah simpanan di pasar lain selain Jepang. Dengan memakai standar internasional dapat mengurangi masalah dan seharusnya menyelidiki lebih lanjut dengan tujuan yang ada dalam pikiran.

C.  Keunggulan bagi perusahaan asing yang melakukan bisnis di Jepang

Pelaporan keuangan membutuhkan pengajuan ke MOF oleh perusahaan asing yang melakukan bisnis di Jepang sekarang ini membutuhkan persiapan berdasarkan prinsip akuntansi Jepang. Ini menempatkan beban berat pada kerja sama internasional. Perusahaan tersebut juga harus mempersiapkan dokumen keuangan berdasarkan standar untuk pelaporan kuarter utama mereka di negara asing.

Pertimbangan untuk masalah ini, mengganti standar akuntansi Jepang ke standar internasional adalah solusi yang ideal. Bagaimanapun, standar akuntansi Jepang tidak diciptakan semalaman, tetapi dari cerita masa lalu yang panjang dan melibatkan berbagai macam regulasi. Itu merupakan faktor lain, tergantung dari kultur dan pengertian tentang nilai, itu dapat mencegah konversi lain dari proses efisiensi. Standar yang akan diadopsi dari standar akuntansi internasional, tinjauan tentang hubungan hukum lain, seperti hukum komersial, hukum pergantian sekuritas, dan huykum pajak, yang dibutuhkan.

Konsekuensinya, pengadopsian yang cepat tentang standar akuntansi internasional kurang terpikirkan, kesempatan itu akan berpindah secara perlahan. Ini juga masalah yang harus dipertimbangkan dan di pecahkan di semua proses dari internasionalisasi total di dalam perekonomian di Jepang.

APAKAH STANDAR AKUNTANSI DI JEPANG MENJELASKAN TENTANG PERBEDAAN RASIO HARGA PENDAPAATN DI JEPANG DAN PERUSAHAAN DI AMERIKA?

Juli 2, 2009

APAKAH STANDAR AKUNTANSI DI JEPANG MENJELASKAN TENTANG PERBEDAAN RASIO HARGA PENDAPAATN DI JEPANG DAN PERUSAHAAN DI AMERIKA?

ABSTRAKSI

Pembahasan ini menguji tentang variasi pada rasio harga pendapatan di Jepang dan perusahaan di Amerika. Pada penjelasan sebelumnya mendokumentasikan bahwa Jepang merupakan perusahaan yang secara konsisten telah menurunkan rasio harga pendapatan dibandingkan perusahaan di Amerika. Perbedaan di rasio harga pendapatan ini ditujukan karena adanya perbedaan standar akuntansi di Jepang dan Amerika. Aron (1991) dan Perancis dan Poterba (1991) menunjukkan bukti bahwa perbedaan argumen terjadi karena adanya perbedaan rasio harga pendapatan.  Obyektif dari pembahasan ini adalah untuk menguji emisi Jepang itu apakah gaji pegawai pegawai di perusahaan merupakan penyebeb adanya perbedaan pada standar akuntansi.

Hasil yang ditunjukkan menyebutkan bahwa Jepang seharusnya menghilangkan perbedaan pada rasio harga pendapatn di antara Jepang dan perusahaan di Amerika. Secara rata-rata, perbedaan standar akuntansi sebesar 52% dari perbedaan pada pendapatan rata-rata yang menilai rasio dari Jepang dan perusahaan di Amerika.

Untuk mengontrol perbedaan tersebut, standar akunting tidak menghilangkan perbedaan pada rasio harga pendapatan dari Jepang dan perusahaan di Amerika. Hal ini sesuai dengan kesimpulan yang menyatakan bahwa standar akuntansi yang ada di Jepang dan perusahaan Amerika berasal dari perbedaan pada rasio harga pendapatan dari Jepang dan perusahaan Amerika.

PENGANTAR

Di masa lalu, perusahaan membiayai investasi yang mereka perlukan di pasar modal domestik (Choi dan Mueller, 1992). Hari ini, karena akibat kejadian sebelumnya pada bidang  teknologi komunikasi, pasar modal adalah kurang terikat ke batas ilmu bumi (Moulin, 1989). Globalisasi dari pasar modal menciptakan kesempatan untuk perusahaan untuk menanamkan modalnya sendiri dan untuk investor untuk menginvestasikan jaminan sekuritas melalui masing-masing bursa efek di negaranya. Tiada batasan waktu dan jarak yang dapat membuat para investor menunda untuk berinvestasi (Tukang tong & Lybrand, 1993).Sangat disayangkan jika akibat perbedaan standar akuntansi dan prakteknya di berbagai dapat menyebabkan suatu perselisihan dan perbedaan argument.

Secara terperinci, cara melaporkan akuntansi di berbagai Negara memiliki arti yang berbeda. Antara lain, satu survei pendapatan internasional oleh Pialang Kelembagaan Internasional yang menaksir system dengan menandainya, untuk Jerman, delapan belas pialang sependapat pada pendapatan dari 57% perusahaan pada survei (Choi dan Mueller, 1992). Perbedaan pada pembuatan standar akuntansi dan praktek penafsirannya dapat menyulitkan bagi investor.

Dampak penting dari perbedaan standar akuntansi dan praktek adalah pengaruh pada rasio harga pendapatan yang sering dipakai oleh investor untuk menentukan daya tarik dari satu perusahaan tertentu untuk investasi. Untuk memastikan, banyak faktor pendukung ke arah variasi di rasio harga pendapatan dengan risiko relatif seperti itu, kepastian dari pendapatanyang cendrung pada pendapatan, dan pengamatan pasar berdasar pada perkembangan perusahaan potensial (Kieso et al,2001). Berdasarkan pembahasan beberapa tokoh diantaranya Cooke, 1993, Choi dan levich, 1991, Bandyopadhyay, Hanna, dan Richardson, 1994, Bricker et al,1995, Barth dan Berpitingan, 1996, bagaimanapun perbedaan pada pendapatan harus berdasarkan standar akuntansi dan harga saham.

Karena pasar modal internasional kini sangat tinggi integrasinya, Coklat (1989) menyarankan agar satu calon utama untuk penelitian pada globalisasi dari pasar modal menjelaskan tentang perbedaan pada rasio harga pendapatan dengan perusahaan terkemuka di beberapa negara. Pembahasan kali ini, terfokuskan pada negara dengan yang terbesar harga rata-rata yang patut mendapatkan rasio yang sehubungan dengan Amerika yaitu, Jepang.. Firma Jepang punya harga paling tinggi Beberapa keterangan untuk perbedaan di rasio harga nafkah di antara Jepang dan perusahaan Amerika telah ditunjukkan. Shapiro (1996) membantah bahwa ketinggian Jepang menghargai rasio pendapaatn adalah satu hasil dari penurunan biaya modal. Bagaimanapun, sungguhpun celah pada biaya modal di antara Jepang dan Amerika telah selesai, Jepang patut mendapat harga rata-rata yang berpengaruh significant lebih tinggi dibandingkan tersebut Amerika. Choi dan Mueller (1992) membantah bahwa tingginya rasio pendapatan di Jepang sebagian besar ditujukan kepada perbedaan pada standar akuntansi keuangan dasar. Bagaimanapun, Perancis dan Poterba (1991) menemukan bahwa perbedaan akuntansi menjelaskan bahwa terdapat perbedaan dalam jangka panjang di antara Jepang dan Amerika tentang rasio pendapatan.

Pembahasan ini adalah apakah perbedaan di standar akuntansi pada rasio harga pendapatan dari Jepang dan perusahaan di Amerika. Pembahasan ini akan dijawab dengan pertanyaan penelitian: apakah perbedaan di pengukuran pendapatan di antara Jepang dan Amerika sama sekali menjelaskan perbedaan pada rasio harga pendapatan di antara Jepang dan perusahaan Amerika? Pertanyaan ini penting sejak beberapa investor mempercayakan strategi investasi mereka pada rasio harga pendapatan (Darby, 1986; Chan et al, 1993; Brouwer et al, 1997). Mengabaikan perbedaan pada rasio nafkah harga sehingga menyebabkan mereka membuat perbandingan ke beberapa Negara (terutama Jepang dan Amerika)

œ  KEPENTINGAN DARI RASIO HARGA PENDAPATAN

Dengan mempergunakan satu kerangka analisa varians, Masakan dan Rozeff (1984) menguji akibat tentang saham dari rasio harga pendapatan, ukuran, imitasi dan interaksi mereka. Aggarwal, Rao, dan Hiraki (1990) menyelidiki tentang keteraturan penyesuaian risiko yang terdaftar pada Bursa Efek Tokyo. Hasil menunjukkan bahwa satu interaksi di antara rasio nafkah pendapatan dan ukuran. Brown (1997) mendiskusikan hubungan di antara patut mendapatkan kejutan dan rasio nafkah harga, ukuran. Hasil pendapatan ini kejutan bukan sekedar perekayasaan dari pendapatan, harga, ukuran, banun akibat dari keganjilan lain selain harga rasio pendapatan dan ukuran.

Secara singkat, hubungan positif di antara rasio harga pendapatan dan mendokumentasikan saham. Walau rasio harga pendapatan diyakini untuk menangkap akibat ukuran, banyak pembahasan tidak menemukan bukti empiris. Rasio harga pendapatan, seiring dengan akibat lain, ukuran seperti itu,

œ  AKIBAT PENGUKURAN DARI PERBEDAAN STANDAR AKUNTANSI

Beberapa pembahasan menguji perbedaan standar akuntansi dan apakah perbedaan ini. Choi dan Levich (1991) kendali satu survei pada apakah keanekaragaman akuntansi internasional berpengaruh pada pasar. Investor internasional sering mempergunakan data keuangan yang dapat diperbandingkan karena akibat perbedaan di standar akuntansi dan praktek di beberapa negara berbeda. Choi dan Levich mencoba selidiki kalau perbedaan akuntansi internasional sebenarnya pengaruhi keputusan pasar. Hasil survei menandai yang kira-kira sebagian Negara survei (dari Jerman, Jepang, Switzerland, kerajaan Inggris, dan U.S.) yakni bahwa perbedaan akuntansi adalah satu faktor penting mempengaruhi keputusan pasar modal mereka. Bandyopadhyay, Hanna, dan Richardson (1994) uji akibat pasar modal dari U.S. – perbedaan Kanada di standar akunting. Perbandingan showed bahwa kebesaran dengan terkabar U.S. – Kanada perbedaan GAAP di pendapatan sangat besar. Walau tidak memperlihatkan perbedaan GAAP di pendapatan, perbedaan pendapatan yang melebihi dua persen dari nilai pasar dari modal sendiri.

Craig, Johnson, dan Kegembiraan (1987) menguji apakah perkokoh yang mempergunakan cenderung metode akuntansi konservatif untuk mempunyai harga lebih tinggi patut mendapatkan rasio dibandingkan firma penggunaan dengan metode akuntansi konservatif. Pertunjukan bukti ini perbedaan itu di metode akuntansi (konservatif lebih lawan kurang konservatif) dapat menghasilkan di perbedaan di rasio nafkah harga.  Fuhrman (1988) diskusikan penafsiran dari rasio nafkah harga pada negara berbeda. Fuhrman menyatakan bahwa di luar Amerika satu rasio pendapatan harga dapat berarti apapun berbeda dari apa ini lakukan pada Street Wall. Cooke (1993) menguji dampak dengan standar akuntansi berbeda pada beruntung dari Amerika dan perusahaan Jepang. Perbandingan ini merupakan daya tarik karena perbedaan akuntansi internasional punya implikasi untuk pengguna laporan tahunan perusahaan ditempatkan di negara dengan bursa efek paling besar (dalam kaitan dengan perputaran dan kapitalisasi pasar). Hasil menandai beruntung itu dari perusahaan mempersiapkan di bawah Jepang GAAP dengan sangat lebih bijaksana dibandingkan kalau dipersiapkan di bawah Amerika. GAAP hanya untuk perusahaan beroperasi pada sektor keuangan tetapi bukan perusahaan pada sektor pabrikasi. Bricker et al (1995) menyelidiki tentang penafsiran analisis keuangan dari mutu nafkah dan pilihan mereka untuk metode akuntansi. Pembahasan juga menemukan asosiasi terbatas di antara patut mendapatkan mutu dan aplikasi dari metode akuntansi konservatif. Secara singkat,  beberapa pembahasan menginformasikan bahwa perbedaan di standar akuntansi dihubungkan dengan kembali bursa saham. Pada pembahasan lain, perbedaan di standar akuntansi juga mempengaruhi pendapatan perusahaan oleh karenanya, rasio  harga pendapatan.

œ  PERBEDAAN RASIO HARGA DARI JEPANG DAN U.S. FIRMA

Aron (1991) menguji bahwa pendapatan Jepang patut mendapatkan rasio pada suatu peningkatan. Pada perbandingan Jepang dan Amerika menilai rasio pendapatan, Aron (1991) membantah bahwa satu kerangka umum dari akuntansi dan dari patut mendapatkan pemodalan diperlukan. French dan Poterba (1991) memperlihatkan akuntansi itu perbedaan menjelaskan setengah dari kelainan jangka panjang di antara Amerika dan Jepang patut mendapatkan rasio. Lebih jelasnyaterdapat tiga perbedaan utama di antara Jepang dan U.S. standar akuntansi telah dicatat (French dan Poterba, 1991 dan Aron, 1991):

Ë Konsolidasi dan kepemilikan perusahaan

Ë Cadangan khusus

Ë Penyusutan.

Untuk menguji hipotesis ini, nafkah dari Jepang pasti disesuaikan mempergunakan standar akuntansi Amerika.

œ   PENYESUAIAN UNTUK RASIO HARGA PENDAPATAN DI JEPANG

Penyesuaian dibuat pada pendapatan Jepang untuk menyesuaikan berdasarkan standar akuntansi. Penyesuaian mengandung tiga utama unsur:

Ë  Konsolidasi dan kepemilikan perusahaan

Ë  Cadangan khusus

Ë  Penyusutan.

œ  KOLEKSI DATA DAN PROSEDUR SAMPLING

Pembahasan ini menguji tentang rasio harga nafkah untuk Jepang dan Amerika perkokoh berlalu periode 1991 – 1995. 1996 Database Keuntungan Global Compustat biasanya memperoleh kebanyakan dari keterangan keuangan diperlukan, pendapatan seperti itu per berbagi, seperti halnya data dipergunakan untuk penyesuaian standar akuntansi.