Archive for Juni, 2009

System enterprise

Juni 30, 2009

System enterprise

System enterprise menggabungkan fungsi-fungsi proses bisnis dan semua informasi dari semua area fonsional organisasi, seperti pemasaran, penjualan, penerimaan dana, pengepakan, penggunaan dana, sumber daya manusia, produksi dan logistic dan laporan bisnis ( termasuk laporan keuangan ).

Organisasi menggunakan system enterprise untuk membedeakan diri mereka dari para pesaingnya. System enterprise menyimpan semua data mengenai evnt bisnis, seperti data mengenai organisasi-organisasi partner bisnis, dan aspek lain dari bisbis seperti inventaris dan sumber daya manusia.

System sumber perencanaan enterprise ( ERP )

System sumber perencanaan enterprise merupakan satu paket perangkat lunak yang dapat digunakan sebagai inti dari system-sistem yang dibutuhkan untuk mendukung system enterprise. Anggaplah hubungan antara system enterprise dan ERP seperti ini : system enterprise suatu organisasi mungkin terdiri dari perangkat lunak manajemen hubungan konsumen dari satu penyedia, perangkat lunak  gudang dan pengiriman yang dikembangkan sendiri oleh funsi system informasi perusahaan, dan system ERP dari penyedia ke dua.

Produk ERP di desain untuk menawarkan penggabungan dari semua fungsi-fungsi bisnsi besar organisasi.

Modul ketiga sebagai pelengkap dari system ERP seperti R/3 untuk menyediakan fungsi penuh yang dibutuhkan untuk mendukung system perusahaan.

Modul paling umum yang sering digunakan meliputi :

  • Perangkat lunak hubungan antar konsumen ( CRM ) seperti dari Seibel Sistem, Inc., membangun dan menyimpan data-data yang berhubungan dengan konsumen dari organisasi. Data ini di jumlah, diatur dan dikoordinasi melalui seluruh organisasi untuk mendukung identifikasi, akuisisi dan penyimpanan dari konsumen dan memaksimalkan keuntungan dari hubungan-hubungan tersebut.
  • Perangkat lunak self service konsumen ( CSS ), sering sebagai pengembangan dari perangkat lunak CRM, memperbolehkan konsumen-konsumen dari organisasi-organisasi untuk melengkapi penyelidikanatau menalpilkan tugas ( meliputi penjualan ) tanpa bantuan dari pegawai-pegawai dari organisasi.
  • Perangkat lunak otomatisasi tenaga penjualan ( (SFA ) adalah pengembangan lain dari perangkat lunak CRM yang mengotomatiskan tugas penjualan seperti proses pemesanan dan pelacakan.
  • Perangkat lunak manajemen rantai persediaan ( SCM ) seperti dari Manugistik Inc. dan i2 technologies Inc. membantu merencanakan dan melaksanakan setipa langkah dari rantai persediaan suatu organisasi meliputi perencanaan permintaan, mendapatkan inventaris, dan proses pembuatan, pendistribusian, dan penjualan produk.
  • Perangkat lunak manajemen daur ulang produk ( PRM ) mengatur dataproduk pada saat produk-produk tersebut masih aktif, dimulai dengan desain dari produk tersebut, dilanjutkan melalui pembuatan, dan mencapai puncak dan pembuangan produk pada akhir masa produk tersebut.

Pelaksanaan dari system ERP telah ditargetkan pada pabrik-pabrik besar multinasional. Keuntungan terbaik dari system ERP : adalah perushan multilokasi dan multidivisi sering memberikan tantangan terbesar pada para manajer yang ingin untuk mengkoordinasi kegiatan dunia luas dan tambang data dari database korporasi untuk memperbaiki pengambilan keputusan organisasional secara keseluruhan.ditambah, system ERP timbul dari aplikasi perencanaan permintaan produksi ( MRP ), yang didesain spesifik untuk perusahan pemroduksi; sebab itu bukan rahasia penggunaan pertama kaliadalah pada bisnis pembuatan produk.

Rantai nilai system perusahaan

Untuk menguji peran system perusahaan berperan di dalam kesuksessan suatu organisasi, kita mungkin melihat dari aktivitas yang dilakukan oleh organisasi sebagi rantai nilai.

Nilai diciptakan dengan melaksanakan aktivitas dengan biaya rendah dan dengan meningkatkan perbedaan dari produk atau layanannya.

Akhirnya rantai nilai organisasi adalah satu komponen dalam system nilai yang diperpanjang kembali ( upstream ) kepada supplier-suplier organisasi setiap bagian dengan rantai nilai mereka sendiri dan dengan nilai system dan diteruskan ( downstream ) kepada konsumen dengan rantai nilai dan rantai system mereka sendiri.

System pendukung perusahan untuk kegiatan organisasi

Suatu system informasi mendukung fungsi-fungsi organisasi dalam beberapa cara, pertama, memfasilitasi funsi operasional perusahaan seperti kegiatan bisnis. Kedua, system informasi menyimpan catatan mengenai kegiatn bisnis yang telah dilakukan. Ketiga, system informasi menyimpan data yang berguna untuk pengambilan keputusan.

Mengambil data pada saat kegiatan bisnis

Data dikumpulkan dan disimpan yang berhubungan dengan 4 Ws :

  • Yang berhubungan dengan semua individu dan atau organisasi yang terlibat di dalam kegiatan ( sering kali disebut agen di dalam event )
  • Yang berhubungan dengan semua sumber-sumber

RERANGKA KONSEPTUAL PEMBENTUKAN MINDSET

Juni 30, 2009

RERANGKA KONSEPTUAL PEMBENTUKAN MINDSET

Pada hakikatnya tugas manajer adalah mengelola human asset, bukan financial asset. Dengan kata lain tugas manajer adalah mengelola sumber daya manusia dalam memanfaatkan sumber daya lain untuk mewujudkan tujuan organisasi. Oleh karena tindakan manusia sangat ditentukan oleh sikapnya terhadap sesuatu yang ditentukan oleh pembentukan peta mental (mindset) yang dimiliki orang tersebut dan pembentukan peta mental sangat penting untuk mengelola sumber daya manusia.

Pendekatan yang digunakan human resource leverage approach dalam pembuatan rerangka konseptual untuk pembentuakan mindset. Pendekatan ini menggunakan paradigm personel yang mencerminkan lingkungan bisnis yang dihadapi oleh perusahaan seabagai dasar untuk mendesain sistem pengendalian manajemen. Pendesainan ini denagn membangun paradigm personel yang mencerminkan kondisi lingkunagan yang dimasuki oleh organisasi.

KONSEP MINDSET

Sikap mental mapan ( fixed mental attitude ) yamg dibentuk melalui pendidikan, pengalaman, dan prasangka. Mindset merupakan peta mental yang dipakai sebagai dasar untuk bersikap dan bertindak.

Mindset terdiri dari tiga komponen pokok antara lain :

© Paradigma adalah cara yang digunakan oleh seseorang didalam memandang sesuatu.

© Keyakinan dasar adalah kepercayaan yang dilekatkan oleh seseorang terhadap sesuatu.

© Nilai dasar adalah sikap, sifat, dan karakter yang dijunjung tinggi oleh seseorang, sehingga berdasarkan tersebut nilai-niali tersebut seseorang dibatasi.

Contoh model bilding blocks yang diguankan untuk membangun rerangka bangun kultur organisai.

Menurut model ini kultur organisasi mempunyai tiga tingakatan antara lain :

© Tingkat pertama adalah paradigm yang merupakan cara pandang yang digunakan organisasi terhadap sesuatu.

© Tingakat kedua adalah keyakinan dasar dan nilai dasar yang bersama-sama dengan paradigm membentuk mindset organisasi.

© Tingkat ketiga adalah Perilaku diadalam organisasi yang dirancang melaluisistem       manajemen.

Apa yang terjadi jika mindset personel tidak sesuai dengan mindset yang digunakan untuk mendesain system manajemen.

Apa yang terjadi jika mindset personel tidak sesuai dengan mindset organisasi ada tiga kemungkinan atara lain :

© Personel melaksanakan tindakan setengah hati, bahkan tanpa hati

© Personel memerlukan pengawasan dari orang alin untuk memastikan bahwa tindakan dilaksanakan berdasarkan mindset semestinya

© Personel dapat melakukan sabotase karena ketidaksesuaian antara mindsetnya dengan          mindset semestinya yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan.

Jika personel tidak yakin bahwa kelangsungan hidup oraganisasi ditentukan oleh customer, didalam melayani customer ia akan memperalkukan customer orang yang membutuhkan produk atau jasa, bukan perusahaan yangyang membutuhkan customer. Oleh karena itu manajemen puncak harus mengkomunikasikan customer value, keyakinan dasar, dan nilai organisasi yang berkaitan dengan paradigm tersebut.

Pengkomunikasian mindset kepada seluruh personel akan berhasil melaui proses internalisa, paradigma, keyakinan dasar, niali dasra yang dirumuskan oleh organisasi tertanam didalam seluruh personel organisasi tersebut.

Contoh ketidaksesuaian anatara mindset personel dangan mindset organisasi antara lain, personel fungsi pembelian memilki keyakinan bahwa pemasok adalah pedagang yang membutuhkan order dari perusahaan dan diyakini pula oleh personel tersebut bahwa umumnya pemasok mengikat bisnis denagan perusahaan untuk mencari laba sebesar-besarnya, tanpa menghiraukan kualitas.

Perubahan yang dilakukan manajemen puncak untuk megubah paradigm mengenai pemasok sebagai berikut :

1)      Pemasok adalah mitra bisnis yang menetukan kualitas dan penyerahan waktu masuakn untuk menyediakan produkyang mengahasilkan value bagi pelanggan.

2) Berdasarkan paradigma tersebut, manajemen puncak mengkomunikasikan keyakianan dasar bahwa “ perusahaan mata rantai yang menghubungkan pemasok dengan customer”, dan “pemasok adalah tujuan fungsi pembeliaan”.

RERANGKA KONSEPTUAL PERUMUSAN MINDSET

Langkah pembentukan mindset  ada dua antara lain :

1) Perumusan mindset mempunyai empat langkah antara lain :

a)      Trenwaching adalah mengamati perubahan yang akan terjadi dimasa deapan , memacu perubahan adalah globalisasi, tehnologi informasi, strategic quality management dan revolusi manajemen.

b)      Envisioning adalah kemempuan kita untuk menggambarkan dampak perubahan dalam lingkungan bisnis yang dakibatkan pemacu perubahan yang telah diamati trendwaching.

c)      perumusan paradigma adalah menetatapkan suatu paradigm yang berguna bagi oraganisasi melalui pembentukan mindset yang sama antara personel dan organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai.

d)      perumusan mindset adalah pembentukan mindset yang dikomunikasikan pada seluruh personel didalam suatu organisasi , terdiri dari tiga komponen antara lain, paradigm, keyakinan dasar, dan nilai dasar.

2) Pengkomunikasian mindset ada dua cara antara lain :

a)      melalui perilaku pribadi (personal behavior) dengan membentuk paradigm, keyakinan dasar, dan nilai dasar organisasi yang dikomunikasikan kepada seluruh karyawan melalui penataran sistematik . cara ini ditempuh dengan menanamkan konsep paradigma, keyakianan dan nilai organisasi. Dan penghayatan paradigm , keyakinan, dan nilai dasar organisasi kedalam perilaku keseharian mereka melalui actions speak louder than words.

b)      melalui perilaku organisasional ( operasional behavior) dengan menerapkan bahwa seluruh karyawan terlibat dalam pengoperasian sistem dan prosedur, peraturan dan keputusan dan berjangka waktu panjang selama system, proseur, peraturan dan keputusan yang berlaku.

Juni 26, 2009

Akuntansi Aset

Masing-masing aset mempunyai company code (kode perusahaan) dan business area (area bisnis). Semua posting dibuat untuk aset (akuisisi, pentutupan aset, penyusutan, dan selanjutnya) yang diposting pada kode perusahaan dan area bisnis yang telah ditetapkan. Sebagai tambahan, Anda dapat menetapkan aset pada bermacam obyek Akuntansi Manajemen (pusat biaya, pesanan internal, jenis aktivitas, dan selanjutnya) dan unit organisasi logistik (untuk pelaporan dan memilih tujuan tertentu).

Kelas Aset

Kelas aset adalah kriteria utama saat mengelompokkan aset. Maisng-masing aset harus ditentukan untuk satu kelas aset. Dalam kelas aset, Anda dapat menentukan parameter pengendalian tertentu dan nilai default untuk penyusutan dan master data lainnya.

Kelas aset sama dengan pengelompokkan aset yang menunjukkan tampilan layar dari catatan master aset dan dan mempunyai cakupan yang telah ditentukan.

Aset yang tidak tampak dalam garis item yang sama dari neraca (seperti bangunan dan peralatan) adalah secara khusus ditentukan dalam kelas aset yang berbeda. Sebagai tambahan, ada sedikitnya satu kelas aset tertentu untuk aset dalam konstruksi dan satu untuk aset bernilai rendah. Kelas set yang digunakan oleh IDES adalah sebagai berikut:

  • 4000 untuk aset dalam konstruksi
  • 5000 untuk aset bernilai rendah

Penilaian Aset

Sering kali neraca aset dan dan transaksi-transaksi membutuhkan penilaian yang berbeda untuk berbagai tujuan. Sebagai contoh, Anda dapat menggunakan metode penilaian untuk:

  • Laporan keuangan yang didasarkan pada kebutuhan setiap wilayah regional
  • Laporan keuangan untuk tujuan pajak (jika metode penyusutan berbeda diijinkan)
  • Pengendalian (penetapan biaya)
  • Pelaporan keuangan secara paralel untuk laporan keuangan pergrup (per IAS, US GAAP, dan selanjutnya)
  • Penggantian nilai (menggunakan indeks figur)

Untuk menjaga lebih dari satu dasar penilaian, depreciation areas (area penyusutan) telah diciptakan dalam sistem SAP. Pemisahan figur transaksi diciptakan dalam masing-masing wilayah berikut:

  • Per aset dan area penyusutan
  • Untuk nilai komponen individual seperti neraca, penyusutan, sisa nilai buku

Dalam catatan master aset, data yang berbeda untuk area penilaian disimpan. Data tersebut mengendalikan perhitungan dari normal ke penyusutan khusus untuk masing-masing area penilaian. Anda dapat menggunakan metode penyusutan berbeda untuk prosedur bisnis yang umum dari motode penyusutan yang dibutuhkan oleh penyelenggara pajak.

Penentuan Akun

Sejak area penyusutan dalam akuntansi aset tidak ada dalam buku besar, nilai tersebut telah diposting ke berbagai akun buku besar dalam buku besar. Akun buku besar kemudian digunakan dalam berbagai macam versi laporan keuangan (laporan keuangan per GAAP, laporan keuangan untuk penyelenggara pajak, laporan keuangan grup, dan sebagainya)

Berikut ini akun buku besar yang digunakan dalam berbagai macam versi laporan kauangan:

  • Akun neraca, yang mencatat penyesuaian pada nilai aset
  • Akun penyusutan untuk penyusutan dan penghargaan

Penentuan dari akun buku besar ke wilayah penilaian yang berbeda disimpan dalam satu kunci akun tertentu. Kunci ini dimasukkan dalam kelas aset dan tampak sebagi nilai standar dalam catatan master aset. Aset dari kelas aset yang sama, semuanya mempunyai account assignment key (kunci tugas akun) yang sama, nilai mereka, semuanya diposting dalam akun rekonsiliasi yang sama pula. Dari catatan master, Anda dapat menggeser ke bawah pada kunci tugas akun yang terdapat pada APC account (akun APC: Acquisition and Production Cost – Biaya produksi dan akuisisi), akun rekonsiliasi diposting ketika aset diperoleh.

Grup Aset dan Subnumber

Untuk melaporkan tujuan, komponen dari aset dapat dibuat di bawah asset subnumbers, dan aset dapat digabungkan ke dalam group assets (grup aset).

Sebuah grup aset mempunyai master datanya sendiri. Beberapa aset utama dapat dimasukkan ke grup aset. Penyusutan dihitung dalam level grup aset. Ini penting untuk industri tertentu, seperti perusahaan telekomunikasi.

Pembelajaran: Standar Transaksi Akuntansi pada Akuntansi Aset

Jenis Transaksi

Jenis transaksi adalah sebuah tambahan pada kunci posting aset 70 (debit) dan 75 (kredit). Jenis transaksi sudah termasuk ke dalam akun aset ketika diposting. Jenis transaksi adalah kebutuhan untuk akuntansi aset karena jenis transaksi ditetapkan secara tertentu ketika posting aset didaftar dalam asset history sheet (catatan sejarah aset).

Jenis transaksi adalah karakteristik pembeda dari berbagai macam posting aset. Sebagai contoh:

  • Pembelian dan penjualan
  • Memo kredit
  • Akuisisi dari produksi internal
  • Penyesuaian posting
  • Penghentian aset tanpa penghasilan (penghentian aset yang tidak menghasilkan laba)
  • Penyusutan dan penghargaan

Transaksi Aset

Transaksi aset (akuisisi dan penghentian aset) dapat diposting dalam berbagai cara untuk menemukan kebutuhan organisasi dan bisnis dari suatu perusahaan. Dalam akuntansi aset, Anda dapat memposting pada saat-saat seperti berikut:

  • Tanpa vendor atau pesanan pembelian; pembatalan pencatatan dibuat untuk menghapus akun buku besar
  • Untuk vendor, tetapi tanpa referensi untuk pesanan pembelian
  • Melalui materials management (manajemen material) menggunakan fungsi pesanan pembelian, tanda terima barang dan faktur tanda terima

Ketika melakukan posting pada akun buku besar pada dua anak perusahaan, pada aset dan pada vendor, akun rekonsiliasi dari kedua buku besar anak perusahaan di-update dalam buku besar induk perusahaan.

Aset Dalam Konstruksi

Biaya untuk assets under construction (aset dalam konstriksi) dapat diatur dalam dua cara berikut:

  • Pada komponen aplikasi Investment Management (manajemen investasi), Anda dapat membuat, memposting, dan me-manage pesanan investasi atau proyek manajemen investasi. Pesanan tersebut atau proyek tersebut kemudian direkonsiliasi dengan aset dalam konstruksi. Manajemen investasi menyediakan fungsi yang luas untuk mendukung prosedur investasi.
  • Jika manajemen investasi tidak digunakan, aset dalam konstruksi dapat diposting langsung dalam akuntansi aset.

Ketika aset selesai:

  • Master data harus dibuat (jika tidak ada) untuk aset dalam konstruksi akan ditetapkan.
  • Nilai dari akun aset dalam konstruksi, akan ditetapkan ketika satu atau lebih aset telah diselesaikan. Biaya didistribusikan ke satu atau lebih aset dengan bantuan dari settlement rule (peraturan penetapan).

Asset Explorer

Asset explorer menawarkan overview untuk aktivitas dari sebuah aset. Anda dapat melihat transaksi yang telah diposting pada aset yang direncanakan lebih dan area penyusutan dan penyusutan yang telah diposting, per periode, untuk masing-masing tahun fiskal. Anda dapat melihat detail dari transaksi akuntansi. Anda juga dapat secara langsung berpindah untuk melihat aset yang lainnya tanpa mengganti layar (melihat aset yang lainnya dalam satu layar).

Pembelajaran: Prosedur Penutupan dalam Akuntansi Aset

Penutupan Aset

Penutupan dapat dibagi dalam dua jenis pekerjaan:

  • Kebutuhan legal/sah (perintah dibutuhkan oleh pemerintah)
  • Teknik dan tugas organisasi (langkah persiapan yang secara teknis diperlukan atau yang mendukung akuntansi dari suatu organisasi

Dengan program Fiscal Year (FY) Change Program (program perubahan tahun fiskal), tahun baru telah dibuka. Ini memungkinkan Anda untuk memposting aset pada tahun fiskal yang baru.

Year-End Closing Program (program penutupan akhir tahun) melakukan pengecekan apakah:

  • penyusutan dan nilai aset telah diposting secara keseluruhan?
  • ada kerusakan aset atau aset yang cacat (produk cacat)?

Jika program tidak menemukan kesalahan, hal ini dapat dilakukan update pada penutupan terakhir tahun fiskal untuk masing-masing area penyusutan dan hal ini memblokir posting pada akuntansi aset untuk tahin fiskal yang ditutup.

Ada dua program yang biasanya tidak dijalankan pada waktu yang sama. Program penutupan akhir tahun pada umumnya dijalankan hanya setelah auditor menyelesaikan pekerjaan mereka dan sebelum buku besar siap untuk ditutup pada akhir tahun. Pada tahun kalender, program perubahan tahun fiskal dijalankan pada atau sebelum awal bulan Januari dan program penutupan akhir tahun secara khusus dijalankan pada akhir bulan Maret, sebelum laporan keuangan ditujukan untuk pihak eksternal.

Pada awal tahun fiskal, teknis rekonsiliasi dilaksanakan, dengan membandingkan figur transaksi dalam akuntansi aset dengan figur yang sesuai dalam akun buku besar.

Setelah itu, karena mungkin dibutuhkan koreksi, maka inventaris hitung dan dibuatlah jurnal penyesuaian.

Memposting penyesuaian berarti menjalankan posting akun penyesuaian ke buku besar. Sejak hanya satu area penyusutan yang dapat diposting ke buku besar secara tepat waktu (real-time), sebagai tambahannya, area penyusutan yang relevan diposting ke buku besar menggunakan “program pemostingan akun aset secara periodik”. Posting penyusutan tambahan biasanya tidak hanya diperlukan di beberapa negara.

Sekarang Anda dapat menciptakan kertas kerja untuk mencatat history assets (sejarah aset), yang dibutuhkan untuk laporan di Jerman. Laporan ini sangat berguna di semua negara, yang digunakan untuk menunjukkan awal dan akhir nilai buku dari aset dan transaksi yang terjadi.

Inventaris

Anda dapat menciptakan satu atau lebih daftar inventaris dengan sistem SAP untuk proses inventaris. Daftar tersebut diberikan kepada karyawan yang melaksanakan penginventarisan. Karyawan tersebut mencatat semua hal yang tidak sesuai dalam daftar dan meneruskannya ke departemen akuntansi. Karyawan di departemen akuntansi memasukkan koreksi ke dalam sistem.

Menjalankan Posting Penyusutan

Semua penyusutan (penyusutan normal, penyusutan khusus dan penyusutan yang tidak direncanakan) pada awalnya dicatat dalam formulir dari nilai yang direncanakan dalam akuntansi aset. Setelah selesai menjalankan posting penyusutan, dipostinglah nilai penyusutan yang sebenarnya dalam akuntansi aset dan pada buku besar. Penyusutan diposting ke akun penyusutan yang sesuai dalam buku besar dan ditentukan oleh pihak akuntansi manajemen ke dalam catatan master aset.

Asset History Sheet

Asset history sheet (kertas kerja yang digunakan untuk mencatat daftar penyusutan aset) bersifat sangat penting dan evaluasi yang diselesaikan, yang tersedia untuk penutupan. Bersamaan dengan laporan keuangan, struktur dari asset history sheet didasarkan dengan permintaan dari negara-negara tertentu. Hal itu memungkinkan untuk membuat banyak versi asset history sheet.

Masing-masing asset history sheet berisi berbagai grup dari history sheet, seperti berikut:

  • Nilai buku pada awal tahun fiskal
  • Akuisisi
  • Penghentian aset
  • Jurnal penyesuaian
  • Penyusutan
  • Nilai buku pada akhir tahun fiskal

International Accounting Standard (IAS)

Juni 26, 2009

International Accounting Standard (IAS) Jumat, 14 September 2007 11.28 WIB (Vibiznews – Finance)-

Di harian Antara Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Siti Fadjrijah mengatakan, pihaknya akan mewajibkan penerapan Standar Akuntansi Internasional (IAS) 39 dan 32 bagi lembaga keuangan termasuk perbankan pada 2010 untuk menciptakan stabilitas sistem keuangan. Isu utama dalam penerapan IAS itu adalah penerapan fair value, yang berbeda dari nilai pasar (`market value`) karena komponen penghitungan yang berbeda. Indonesia harus mengadopsi standar akuntansi internasional (International Accounting Standard/IAS) untuk memudahkan perusahaan asing yang akan menjual saham di negara ini atau sebaliknya. Namun demikian, untuk mengadopsi standar internasional itu bukan perkara mudah karena memerlukan pemahaman dan biaya sosialisasi yang mahal. Membahas tentang IAS saat ini lembaga-lembaga yang aktif dalam usaha harmonisasi standar akuntansi ini antara lain adalah IASC (International Accounting Standard Committee), Perserikatan Bangsa-Bangsa dan OECD (Organization for Economic Cooperation and Development). Beberapa pihak yang diuntungkan dengan adanya harmonisasi ini adalah perusahaan-perusahaan multinasional, kantor akuntan internasional, organisasi perdagangan, serta IOSCO (International Organization of Securities Commissions) Iqbal, Melcher dan Elmallah (1997:18) mendefinisikan akuntansi internasional sebagai akuntansi untuk transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia. Suatu perusahaan mulai terlibat dengan akuntansi internasional adalah pada saat mendapatkan kesempatan melakukan transaksi ekspor atau impor. Standard akuntansi internasional (IAS) adalah standard yang dapat digunakan perusahaan multinasional yang dapat menjembatani perbedaan-perbedaan antar Negara, dalam perdagangan multinasional. IASC didirikan pada tahun 1973 dan beranggotakan anggota organisasi profesi akuntan dari sepuluh negara. Di tahun 1999, keanggotaan IASC terdiri dari 134 organisasi profesi akuntan dari 104 negara, termasuk Indonesia. Tujuan IASC adalah (1) merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan dan mempromosikannya untuk bisa diterima secara luas di seluruh dunia, serta (2) bekerja untuk pengembangan dan harmonisasi standar dan prosedur akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan. IASC memiliki kelompok konsultatif yang disebut IASC Consultative Group yang terdiri dari pihak-pihak yang mewakili para pengguna laporan keuangan, pembuat laporan keuangan, lembaga-lembaga pembuat standar, dan pengamat dari organisasi antar-pemerintah. Kelompok ini bertemu secara teratur untuk membicarakan kebijakan, prinsip dan hal-hal yang berkaitan dengan peranan IASC. IFRS (Internasional Financial Accounting Standard) adalah suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keungan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan. Tujuan IFRS adalah :memastikan bahwa laporan keungan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksukan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang : 1. transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang peiode yang disajikan 2. menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS 3. dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna Manfaat dari adanya suatu standard global: 1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Stadart pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi lokal 2. investor dapat membuat keputusan yang lebih baik 3. perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan mengenai merger dan akuisisi 4. gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard dapat disebarkan dalam mengembangkan standard global yang berkualitas tertinggi. Hamonisasi telah berjalan cepat dan efektif, terlihat bahwa sejumlah besar perusahaan secara sukarela mengadopsi standard pelaporan keuangan Internasional (IFRS). Banyak Negara yang telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan dan menggunakan IFRS sebagai dasar standard nasional. Hal ini dilakukan untuk menjawab permintaan investor institusional dan pengguna laporan keuangan lainnya. Usaha-usaha standard internasional ini dilakukan secara sukarela, saat standard internasional tidak berbeda dengan standard nasional, maka tidak akan ada masalah, yang menjadi masalah, apabila standard internasional berbeda dengan standard nasional. Bila hal ini terjadi, maka yang didahulukan adalah standard nasional (rujukan pertama). Banyak pro dan kontra dalam penerapan standard internasional, namun seiring waktu, Standard internasional telah bergerak maju, dan menekan Negara-negara yang kontra. Contoh : komisi pasar modal AS, SEC tidak menerima IFRS sebagai dasar pelaporan keuangan yang diserahkan perusahaan-perusahaan yang mencatatkan saham pada bursa efek AS, namun SEC berada dalam tekanan yang makin meningkat untuk membuat pasar modal AS lebih dapat diakses oleh para pembuat laporan non-AS. SEC telah menyatakan dukungan atas tujuan IASB untuk mengembangkan standard akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan yang digunakan dalam penawaran lintas batas.

ANALISIS ALIRAN KAS

Juni 22, 2009

ANALISIS ALIRAN KAS

Tujuan utama dari analisis laporan kas adalah untuk menaksir kemampuan perusahaan menghasilkan kas. Ada beberapa situasi dimana perusahaan yang mempunyai keuntungan yang bagus, ternyata tidak mampu memenuhi kewajibannya karena tidak mempunyai kas yang cukup untuk membayar kewajibannya tersebut.

Aliran Kas dan Hubungan dengan Siklus Kehidupan Produk

Selama tahap perkenalan dan pertumbuhan, aliran kas dari operasi biasanya negatif. Hal ini mencerminkan investasi  perusahaan untuk membangun infrastruktur produk baru, seperti membangun pabrik, melakukan promosi gencar; sementara itu aliran kas masuk dari penjualan produk masuih kecil.

Pada tahap pertumbuhan, produk mulai diterima oleh konsumen dan permintaan mulai tumbuh pesat. Pada tahap ini aliran kas masuk mulai meningkat, tetapi investasi masih diperlukan terutama untuk investasi pada piutang dan persediaan.

Pada tahap pendewasaan, pola aliran kas berubah cukup drastis. Pada tahap ini aliran kas keluar tidak lagi besar seperti pada tahap-tahap sebelumnya, karena pada tahap ini tidak diperlukan lagi investasi pada pembangunan kapasitas; investasi hanya diperlukan untuk memelihara atau merawat pabrik.

Pada tahap penurunan , aliran kas yang dihasilkan dari operasi dan investasi akan mengalami penurunan, sementara aliran kas keluar teruama dipakai untuk melunasi hutang, karena adanya kecenderungan aliran kas negatif.

Perhitungan Aliran Kas

Persamaan akuntansi bisa ditulis sebagai berikut :

Aktiva   =    Hutang    +    Modal saham

Kesamaan diatas berlaku untuk neraca pada setiap periode (pada awal dan juga pada akhir periode). Jika analisis mengurangkan jumlah – jumlah aset (aktiva), hutang, dan modal saham pada awal periode dengan jumlah-jumlah pada akhir periode, maka akan memperoleh kesamaan berikut :

Tambahan aktiva   =   tambahan hutang   +   tambahan modal saham

Kemudian tambahan aktiva bisa dipecah lagi menjadi tambahan aktiva kas dan tambahan aktiva non-kas :

Tambahan  +  tambahan               =             tambahan  +  tambahan

Aktiva kas       aktiva non  kas                       hutang             modal saham

Persamaan diatas bisa diubah sebagai berikut :

Tambahan           =            tambahan          +             tambahan           –              tambahan

Kas                                           hutang                            modal saham                         aktiva non kas

Laporan aliran kas melaporkan penyebab-penyebab perubahan kas pada periode yang tertentu.dari beberapa persamaan diatas, kita bisa melihat bahwa perubahan kas sama dengan perubahan komponen-komponen lain dalam neraca.

Mengelompokkan Perubahan-Perubahan Dalam Neraca

Dalam persamaan diatas, penyebab-penyebab perubahan kas bisa dilihat pada sisi kanan. Dalam laporan aliran kas, penyebab-penyebab tersebut dikelompokkan ke dalam penyebab karena investasi, pendanaan (financing) dan operasi. Tugas berikutnya adalah mengelompokkan perubahan-perubahan non kas ke dalam salah satu dari kelompok diatas.

Berikut ini adalah perubahan-perubahan dalam neraca :

  1. Piutang dagang.

Pengumpulan kas pada suatu periode sama dengan penjualan (kredit)untuk periode tersebut ditambah dengan piutang dagang pada awal periode dikurangi utang dagang pad akhir periode.

  1. Persediaan.

Pembelian selama satu periode sama dengan harga pokok penjualan pada periode tersebut ditambah persediaan pada akhir periode dikurang pada awal periode.

  1. Aktiva lancar lainnya.

Rekening ini biasanya berkaitan dengan pembayaran dimuka.

  1. Investasi pada surat berharga , bangunan, pabrik, peralatan.
  2. Harga perolehan aset.
  3. Akumulasi depresiasi.
  4. Aset lainnya.
  5. Hutang dagang.

Aliran kas keluar untuk pembelian sama dengan pembelian untuk periode tertentu ditambah hutang dagang pada awal periode dikurangi hutang dagang pada akhir periode.

  1. Hutang wesel.

Hutang wesel biasanya didalam kegiatan pendanaan, meskipun uang uang pinjaman tersebut bisa digunakan untuk kegiatan operasional.

  1. Bagian hutang lancar dari hutang jangka panjang.
  2. Hutang lancar lainnya.

Rekening ini biasanya digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasional selain pembelian barang dagangan.

  1. Hutang  jangka panjang.

Rekening ini bisa berubah karena beberapa hal :

  1. Hutang jangka panjang yang baru.
  2. Pengklasifikasian kembali utang jangka panjang menjadi hutang jangka pendek.
  3. Pelunasan hutang jangka panjang lebih cepat dari yang seharusnya.
  4. Pengubahan hutang jangka panjang menjadi saham prefern atau saham biasa.
  5. Hutang pajak.

Pajak yang akan dibayar dalam jangka waktu dekat sama dengan biaya pajak pendapatan.

  1. Hutang non lancar lainnya.

Apabila tidak ada informasi pndukung lainnya, perubahan dalam rekening ini dimasukkan ke dalam transaksi pendanaan.

  1. Saham biasa dan agio saham.

Rekening ini berubah apabila saham baru dikeluarkan, atau sahamnya beredar dibeli kembali.

  1. Laba yang ditahan. Laba bersih, Dividen.
  2. Pembelian saham kembali (treasury stock).

Pembelian saham kembali bisa diklasifikasi sebagai kegiatan pendanaan.

  1. Kas.

PENGARUH PENGGABUNGAN USAHA TERHADAP HARGA DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC PASCA KRISIS MONETER

Juni 22, 2009

PENGARUH PENGGABUNGAN USAHA TERHADAP HARGA DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC PASCA KRISIS MONETER

Diterbitkan Juli 5, 2008 Skripsi Ekonomi Akuntansi

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah

Penggabungan bisnis adalah peristiwa bergabungnya suatu perusahaan dengan perusahaan lain atau suatu perusahaan memperoleh kendali atas aktiva dan operasi perusahaan lain. Dalam peristiwa penggabungan bisnis, akuntansi tidak memandang apakah penggabungan tersebut merupakan merger atau akuisisi. Yang dilihat dari sisi akuntansi adalah metode penggabungan usaha yang digunakan yaitu apakah melalui pembelian (purchase) atau penyatuan kepentingan (pooling of interest). Dalam bahasa akuntansi peristiwa penggabungan usaha disebut sebagai kombinasi bisnis yang didefinisikan sebagai penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi. Penggabungan bisnis tersebut dapat berupa merger dan akuisisi. Dalam istilah akuntansi pengertian umum untuk merger adalah akuisisi asset (assets acquisition) dan pengertian untuk akuisisi adalah akuisisi saham (stock acquisition).

Akuntansi memegang peranan yang sangat penting dalam penggabungan usaha. Peran akuntansi dalam transaksi ini di mulai sejak perusahaan telah menetapkan perusahaan yang akan diakuisisi, saat pengumuman penggabungan sampai perusahaan yang diakuisisi sudah dijual ke pihak luar. Peran akuntansi sebelum terjadinya penggabungan adalah memberikan informasi yang tepat dan relevan sesuai dengan standar penilaian akuntansi. Ketika saat penggabungan, akuntansi berperan untuk menentukan nilai asset dan kewajiban serta pos-pos lain dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi sebagai hasil penggabungan bisnis tersebut. Untuk perusahaan yang go public maka penentuan harga wajar perusahaan tidak terlalu bermasalah karena harga saham dapat diketahui di pasar. Setelah akuisisi, peran akuntansi tetap berlanjut pada stock acquisition dimana perusahaan yang diakuisisi masih tetap berdiri atau dibubarkan. Akuntansi akan berperan dalam menjembatani transaksi-transaksi pos-pos yang bersifat timbal balik (resiprokal) antara perusahaan induk dan perusahaan anak. Sebaliknya peran akuntansi pada assets acquitition (merger) telah selesai ketika terjadi transfer net asset dari perusahaan target ke pengakuisisi. Kombinasi bisnis ini juga diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 22. Menurut PSAK No. 22 pemilihan salah satu alternatif metode akuntansi didasarkan pada terpenuhi tidaknya beberapa indikator. Jika penggabungan tersebut memenuhi indikator-indikator tertentu, maka salah satu metode harus dipilih.

Dalam dunia bisnis Indonesia akhir-akhir ini ternyata pasar merger dan akuisisi telah berkembang pesat dan cukup dominan dipilih oleh raksasa-raksasa bisnis di Indonesia. Menurut data statistik Bursa Efek Jakarta, sebelum krisis moneter antara tahun 1995-1997 perusahaan go public tercatat lebih kurang sebanyak 259 perusahaan dan yang melakukan penggabungan usaha lebih kurang 57 perusahaan dan pada saat itu Indonesia belum mengalami krisis moneter. Perusahaan-perusahaan tersebut melakukan penggabungan usaha antara lain adalah untuk mengatasi masalah finansial, memperluas jangkauan usaha, memperkuat sumber daya dan mengurangi tingkat persaingan diantara sesama perusahaan dan diharapkan dengan penggabungan usaha dapat berpengaruh terhadap kinerja dan perdagangan sahamnya di bursa efek. Sedangkan krisis moneter Indonesia sendiri dimulai tahun 1998-1999 ditandainya dengan meningkatnya inflasi secara tajam dan tingkat suku bunga yang tinggi.

Berdasarkan hasil Evaluasi Bank Indonesia menyatakan bahwa tahun 2000 perekonomian Indonesia mulai membaik dengan salah satu indikator penurunan tingkat inflasi dan tingkat suku bunga dibandingkan krisis yang terjadi sepanjang tahun 1998-1999 sehingga tahun 2000 dijadikan acuan sebagai tahun awal pasca krisis. Pasca krisis moneter tahun 2000-2004 tercatat lebih dari 250 perusahaan dan penggabungan usaha dilakukan lebih dari 35 perusahaan yang bergerak baik di bidang manufaktur, telekomunikasi maupun perbankan dimana penggabungan usaha tersebut dilakukan baik dengan menggunakan metode polling of interest maupun metode purchase. Menurut Sutrisno (2000), antara tahun 1990-1997 (sebelum masa krisis), lebih banyak perusahaan yang memilih melakukan penggabungan usaha dengan metode penyatuan, hal ini antara lain disebabkan keunggulan dari segi pengendalian manajemen dan perpajakan karena metode pooling of interest transaksi yang terjadi tidak dapat dipandang sebagai obyek pajak dan tidak dianggap sebagai suatu bentuk investasi serta pengendalian manajemen dapat dilakukan bersama-sama oleh perusahaan yang bergabung.

Penelitian yang dilakukan oleh Gunarwaty (1997) membuktikan bahwa pemilihan metode akuntansi penggabungan usaha tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang melakukan penggabungan usaha antara tahun 1995-1997 (sebelum masa krisis). Begitu pula penelitian yang dilakukan Sutrisno et.al. (2000) juga membuktikan bahwa pemilihan metode akuntansi untuk penggabungan usaha dalam kurun waktu tahun 1990-1997 ternyata tidak berpengaruh secara signifikan harga saham perusahaan setelah penggabungan usaha. Sedangkan Alexander (1989) menyimpulkan bahwa dalam kondisi pasar modal yang efisien, pemilihan metode akuntansi tertentu dapat mempengaruhi harga sekuritas. Artinya pemilihan metode akuntansi oleh perusahaan yang memiliki saham di pasar modal itu sendiri dapat mempengaruhi harga dan volume perdagangan saham.

Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menganalisis pengaruh metode akuntansi penggabungan usaha terhadap harga dan volume perdagangan saham pada perusahaan yang go public pasca krisis moneter. Oleh karena itu, bagi perusahaan yang telah go public, keputusan melakukan penggabungan usaha ditinjau dari sudut akuntansi harus benar-benar mempertimbangkan metode penggabungan yang tepat karena diharapkan dapat berpengaruh  positif dan signifikan terhadap reaksi pasar terutama pengaruhnya terhadap volume perdagangan saham dan harga saham pasca krisis moneter.

B.   Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah ada perbedaan volume perdagangan dan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengumuman merger dan akuisisi terhadap volume perdagangan dan harga saham. Dari hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan yang ingin melakukan merger dan akuisisi agar dapat memprediksikan pengaruh merger dan akuisisi yang akan dilakukannya terhadap volume perdagangan dan harga saham.

D.  Implikasi Penelitian

Dalam penelitian ini peristiwa yang diteliti untuk event study adalah pemilihan metode akuntansi penggabungan usaha dengan tujuan agar dapat ditentukan saat yang tepat, yaitu tanggal kepastian peristiwa penggabungan usaha tersebut. Hal ini ditetapkan dengan mengingat bahwa penggabungan usaha yang akan dilakukan oleh suatu perusahaan biasanya sudah diketahui sebelumnya oleh publik, sehingga sulit ditentukan kapan pertama kali peristiwa penggabungan usaha diketahui publik. Selanjutnya dapat dibentuk window yang bersih untuk event study tersebut, tanpa gangguan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi analisis.

Dengan digunakannya event study ini maka implikasinya adalah bahwa perusahaan yang akan melakukan penggabungan usaha dapat menentukan metode akuntansi yang tepat untuk penggabungan usaha yang akan dilakukan dan dapat memperoleh gambaran mengenai pengaruh metode akuntansi penggabungan usaha yang akan digunakan perusahaan terhadap volume perdagangan saham dan harga saham pasca penggabungan usaha. Sehingga sebelum penggabungan usaha terutama bagi perusahaan yang go public dapat mengambil kebijakan untuk mencegah terjadinya penarikan saham besar-besaran sebagai reaksi negatif dari pasar, misalnya antara lain dengan merahasiakan kebijakan penggabungan usaha yang akan dilakukan perusahaan sampai perusahaan benar-benar yakin bahwa penggabungan usaha yang akan dilakukannya tidak akan membawa sentimen negatif terhadap saham perusahaan.



ETIKA PROFESIONAL

Juni 22, 2009

ETIKA PROFESIONAL

A.1.1    Etika dan Moralitas

Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ethos yang berarti ”karakter”. Nama lain untuk etika adalah moralitas yang berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata mores tang berarti “kebiasaan”. Moralitas berfokus pada perilaku manusia yang “benar” dan “salah”. Jadi etika berhubungan dengan pertanyaan bagaimana seseorang bertindak terhadap orang lainnya.

A.1.2    Etika Umum

Etika umum berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam dilemma etika yang berakibat baik bagi satu pihak tetapi tidak baik bagi pihak lainnya, dengan merumuskan apa yang baik untuk individu atau masyarakat dan menetapkan sifat kewajiban atau tugas sehingga individu-individu memiliki kewajiban terhadap diri sendiri maupun pihak lain. Berhubung tidak tercapai kesepakatan dikalangan para ahli filsafat tentang apa yang “baik” dan apa yang menjadi “kewajiban”, maka mereka terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama disebut ethical absolutists yang berpendapat bahwa ada prinsip universal yang diterapkan pada setiap orang yang tidak berubah sepanjang masa. Kelompok lain disebut ethical relativists yang berpendapat bahwa pertimbangan etis ditentukan oleh perubahan kebiasaan dan tradisi yang berlaku dalam masyarakat di mana mereka hidup.

A.1.3    Etika Profesional

Etika profesional lebih luas dari prinsip-prinsip moral. Etika tersebut mencakup prinsip perilaku untuk orang-orang professional yang dirancang baik untuk tujuan praktis maupun untuk tujuan idealistis. Oleh karena kode etik professional antara lain dirancang untuk mendorong perilaku ideal, maka kode etik seyogyanya lebih tinggi dari undang-undang tetapi dibawah ideal.

Komposisi Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia

Kode Etik Akuntan Indonesia sebagaimana telah ditetapkan dalam kongres VIII Ikatan Akuntan Indonesia di Jakarta pada tahun 1998 terdiri dari :

  1. Prinsip Etika.
  2. Aturan Etika.
  3. Interpretasi Aturan Etika.

Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa professional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan perenerapannya.

A.1.4    Prinsip-Prinsip Etika

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut :

  1. Tanggung jawab profesi
  2. Kepentingan public
  3. Integritas
  4. Obyektivitas
  5. Kompetensi dan kehati-hatian professional
  6. Kerahasiaan
  7. Perilaku profesional
  8. Standar teknis

A.1.5    Aturan Etika-Kompartemen Akuntan Publik

Aturan etika ini harus diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntan Public (IAI-KAP) dan staf professional (baik yang anggota IAI-KAP maupun yang bukan anggota) yang bekerja pada suatu Kantor Akuntan Pubik (KAP). Rekan pimpinan KAP bertanggungjawab atas ditaatinya aturan etika oleh anggota KAP.

DEFINISI/PENGERTIAN

  1. Klien è pemberi kerja, yang mempekerjakan atau menugaskan seseorang atau lebih anggota IAI-KAP atau tempat anggota bekerja untuk melaksanakan jasa professional.
  2. Laporan Keuangan è suatu penyajian data keuangan termasuk yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi dan kewajiban suatu entitas pada periode tertentu.
  3. Kantor Akuntan Publik (KAP) è suatu bentuk organisasi akuntan public yang memperoleh ijin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berusaha dibidang pemberian jasa professional dalam praktik akuntan public.
  4. IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) è wadah organisasi profesi akuntan yang diakui oleh pemerintah.
  5. Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) è wadah organisasi para akuntan yang menjalankan profesi sebagai akuntan public atau bekerja di kantor akuntan public.
  6. Anggota è semua anggota IAI-KAP
  7. Anggota Kantor Akuntan Publik (Anggota KAP) è anggota IAI-KAP dan staf professional (baik yang anggota maupun bukan anggota IAI-KAP) yang bekerja pada satu KAP.
  8. Akuntan Publik è akuntan yang memiliki ijin dari Menteri Keuangan atau pejabat yang berwenang lainnya untuk menjalankan praktik akuntan public.
  9. Praktik Akuntan Publik è pemberian jasa professional kepada klien yang dilakukan oleh IAI-KAP yang dapat berupa jasa audit, jasa atestasi, jasa akuntansi dan review, perpajakan, perencanaan keuangan perorangan, jasa pendukung ligitasi dan jasa lainnya yang diatur dalam standar professional akuntan public.

ERP

Juni 17, 2009

ERP (Enterprise Resource Planning)

ERP (Enterprise Resource Planning) System adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya mengangani proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan akunting perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.

ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda dengan Front Office System yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce, Costumer Relationship Management (CRM), e-Government dan lain-lain.

Modul ERP
Secara modular, software ERP biasanya terbagi atas modul utama yakni Operasi serta modul pendukung yakni Finansial dan Akunting serta Sumber Daya Manusia:

1. Modul Operasi
General Logistics, Sales and Distribution, Materials Management, Logistics Execution, Quality Management, Plant Maintenance, Customer Service, Production Planning and Control, Project System, Environment Management.

2. Modul Financial & Akuntansi
General Accounting, Financial Accounting, Controlling, Investment Management, Treasury, Enterprise Controlling.

3. Modul Sumber Daya Manusia
Personnel Management, Personnel Time Management, Payroll, Training and Event Management, Organizational Management, Travel Management.

Manfaat Menggunakan ERP
Berikut ini adalah sebagian kecil manfaat dengan diaplikasikannya ERP bagi perusahaan:
1. Integrasi data keuangan
Untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik.

2. Standarisasi Proses Operasi
Menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk.

3. Standarisasi Data dan Informasi
Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan jenis bisnis yg berbeda-beda.

Tips memilih ERP
Berikut adalah beberapa tips bagaimana cara memilih ERP yang sesuai bagi perusahaan:
1. Knowledge & Experience
Knowledge adalah pengetahuan tentang bagaimana cara sebuah proses seharusnya dilakukan, jika segala sesuatunya berjalan lancer. Experience adalah pemahaman terhadap kenyataan tentang bagaimana sebuah proses seharusnya dikerjakan dengan kemungkinan munculnya permasalahan. Knowledge tanpa experience menyebabkan orang membuat perencanaan yang terlihat sempurna tetapi kemudian terbukti tidak bisa diimplementasikan. Experience tanpa knowledge bisa menyebabkan terulangnya atau terakumulasinya kesalahan dan kekeliruan karena tidak dibekali dengan pemahaman yg cukup.

2. Selection Methodology
Ada struktur proses seleksi yang sebaiknya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam memilih ERP. Proses seleksi tidak harus selalu rumit agar efektif. Yang penting organized, focused dan simple. Proses seleksi ini biasanya berkisar antara 5-6 bulan sejak dimulai hingga penandatanganan order pembelian ERP. Berikut ini adalah akivitas yg sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari proses pemilihan software ERP: analisa strategi bisnis, analisa sumber daya manusia, analisa infrastruktur dan analisa software.

3. Analisa Business Strategy
– Bagaimana level kompetisi di pasar dan apa harapan dari customers?
– Adakah keuntungan kompetitif yang ingin dicapai?
– Apa strategi bisnis perusahaan dan objectives yang ingin dicapai?
– Bagaimana proses bisnis yang sekarang berjalan vs proses bisnis yang diinginkan?
– Adakah proses bisnis yang harus diperbaiki?
– Apa dan bagaimana prioritas bisnis yang ada dan adakah rencana kerja yang disusun untuk mencapai objektif dan prioritas tersebut?
– Target bisnis seperti apa yang harus dicapai dan kapan?

4. Analisa People
– Bagaimana komitment top management thd usaha untuk implementasi ERP?
– Siapa yg akan mengimplementasikan ERP dan siapa yg akan menggunakannya?
– Bagaimana komitmen dari tim implementasi?
– Apa yg diharapkan para calon user thd ERP?
– Adakah ERP champion yg menghubungkan top management dgn tim?
– Adakah konsultan dari luar yg disiapkan untuk membantu proses persiapan?

5. Analisa Infrastruktur
– Bagaimanakah kelengkapan infrastruktur yang sudah ada (overall networks, permanent office systems, communication system dan auxiliary system)?
– Seberapa besar budget untuk infrastruktur?
– Apa infrastruktur yang harus disiapkan?

6. Analisa Software
– Apakah software tsb cukup fleksibel dan mudah disesuaikan dengan kondisi perusahaan?
– Apakah ada dukungan service dari supplier, tidak hanya secara teknis tapi juga untuk kebutuhan pengembangan sistem di kemudian hari?
– Seberapa banyak waktu untuk implementasi yg tersedia?
– Apakah software memiliki fungsi yang bisa meningkatkan proses bisnis perusahaan?

Implementasi ERP
Berikut ini adalah ringkasan poin-poin yg bisa digunakan sebagai pedoman pada saat implementasi ERP:

1. ERP adalah bagian dari infrastruktur perusahaan, dan sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan. Semua orang dan bagian yang akan terpengaruh oleh adanya ERP harus terlibat dan memberikan dukungan terhadap jalannya ERP.

2. ERP ada untuk mendukung fungsi bisnis dan meningkatkan produktivitas, bukan sebaliknya. Tujuan implementasi ERP adalah untuk meningkatkan daya saing perusahaan.

3. Pelajari kesuksesan dan kegagalan implementasi ERP, jangan berusaha membuat sendiri praktek implementasi ERP. Ada metodologi tertentu untuk implementasi ERP yang lebih terjamin keberhasilannya.

Penyebab Gagalnya ERP
– Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran
– Pre-implementation tidak dilakukan dengan baik
– Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya
– Orang-orang tidak disiapkan untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru

Tanda-tanda kegagalan ERP
Kegagalan ERP biasanya ditandai oleh adanya hal-hal sebagai berikut:
– Kurangnya komitmen top management
– Kurangnya pendefinisian kebutuhan perusahaan (analisa strategi bisnis)
– Cacatnya proses seleksi software (tidak lengkap atau terburu-buru memutuskan)
– Kurangnya sumber daya (manusia, infrastruktur dan modal)
– Kurangnya ‘buy in’ sehingga muncul resistensi untuk berubah dari para karyawan
– Kesalahan penghitungan waktu implementasi
– Tidak cocoknya software dgn business process
– Kurangnya training dan pembelajaran
– Cacatnya project design & management
– Kurangnya komunikasi
– Saran penghematan yang menyesatkan

Software ERP
Beikut adalah software ERP yang saat ini beredar, baik yang berlisensi bayar maupun open source:
– SAP
– JDE
– BAAN
– MFGPro
– Protean
– Compiere
– Adempiere

Customer Relationship Management (CRM)

Para ahli memiliki definisi yang berbeda-beda mengenai Customer relationship management (CRM). Secara umum, dapat disimpulkan bahwa CRM merupakan strategi dan usaha untuk menjalin hubungan dengan pelanggan dan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan.

CRM didefinisikan sebagai integrasi dari strategi penjualan, pemasaran, dan pelayanan yang terkoordinasi (Kalakota dan Robinson 2001). CRM menyimpan informasi pelanggan dan merekam seluruh kontak yang terjadi antara pelanggan dan perusahaan, serta membuat profil pelanggan untuk staf perusahaan yang memerlukan informasi tentang pelanggan tersebut (Laudon dan Traver 2002).

CRM mendukung suatu perusahaan untuk menyediakan pelayanan kepada pelanggan secara real time dengan menjalin hubungan dengan tiap pelanggan yang berharga melalui penggunaan informasi tentang pelanggan. Berdasarkan apa yang diketahui dari pelanggan, perusahaan dapat membuat variasi penawaran, pelayanan, program, pesan, dan media (Kotler 2003). Melalui sistem yang menerapkan CRM, perusahaan membentuk hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan, dimana perusahaan dapat mengetahui kebutuhan pelanggan dan menyediakan pilihan produk atau layanan yang sesuai dengan permintaan mereka.


Tujuan CRM (Kalakota dan Robinson 2001), yaitu:

  1. Menggunakan hubungan dengan pelanggan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan
  2. Menggunakan informasi untuk memberikan pelayanan yang memuaskan
  3. Mendukung proses penjualan berulang kepada pelanggan

Tahapan CRM

Ada tiga tahapan CRM, yaitu (Kalakota dan Robinson 2001):

  1. Mendapatkan pelanggan baru (acquire).. Pelanggan baru didapatkan dengan memberikan kemudahan pengaksesan informasi, inovasi baru, dan pelayanan yang menarik.
  2. Meningkatkan hubungan dengan pelanggan yang telah ada (enhance).. Perusahaan berusaha menjalin hubungan dengan pelanggan melalui pemberian pelayanan yang baik terhadap pelanggannya (customer service). Penerapan cross selling atau up selling pada tahap kedua dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan mengurangi biaya untuk memperoleh pelanggan (reduce cost).
  3. Mempertahankan pelanggan (retain).. Tahap ini merupakan usaha mendapatkan loyalitas pelanggan dengan mendengarkan pelanggan dan berusaha memenuhi keinginan pelanggan.


Klasifikasi CRM
Aplikasi yang menerapkan CRM diklasifikasikan menjadi dua (Dyche 2002), yaitu:

1. CRM Operasional

CRM Operasional dikenal sebagai “front office” perusahaan. Aplikasi CRM ini berperan dalam interaksi dengan pelanggan. CRM Operasional mencakup proses otomatisasi yang terintegrasi dari keseluruhan proses bisnis, seperti otomatisasi pemasaran, penjualan, dan pelayanan.

Salah satu penerapan CRM yang termasuk dalam kategori operasional CRM adalah dalam bentuk aplikasi web. Melalui web, suatu perusahaan dapat memberikan pelayanan kepada pelanggan. Beberapa contoh pelayanan yang diberikan melalui web, diantaranya (Greenberg 2002 dalam Turban et al. 2004):

  • Menyediakan pencarian produk. Pelanggan sering kali mengalami kesulitan dalam mencari produk yang mereka inginkan, karena itu diperlukan fasilitas search
  • Menyediakan produk atau pelayanan gratis, sesuatu yang dapat menarik pelanggan untuk mengunjungi web adalah tersedianya produk atau pelayanan gratis
  • Menyediakan pelayanan atau informasi tentang penggunaan produk
  • Menyediakan pemesanan on line
  • Menyediakan fasilitas informasi status pemesanan

2. CRM Analitik

CRM Analitik dikenal sebagai “back office” perusahaan. Aplikasi CRM ini berperan dalam memahami kebutuhan pelanggan. CRM Analitik berperan dalam melaksanakan analisis pelanggan dan pasar, seperti analisis trend pasar dan analisis perilaku pelanggan. Data yang digunakan pada CRM Analitik adalah data yang berasal dari CRM Operasional.

pesaing utamanya SAP seperti Oracle (yang cuma kuat di

data base), Peoplesoft, BAAN (saat ini sudah almarhum

alias terakusisi), JD Edward (juga sudah almarhum) dan Microsoft

sistem pengendalian manajemen

Juni 17, 2009

BAB 13

KEMITRAAN USAHA

Kemitraan usaha berfokus pada pentingnya hubungan (relationship) hubungan vertikal, horisontal dan eksternal dan bagian membangun hubungan tersebut untuk melipatgandakan customer value.

Dalam menghadapi lingkungan bisnis global diperlukan persatuan yang erat diantara personal perusahaan, diantara perusahaan dengan para pemasoknya, dan diantara perusahaan dengan mitra bisnisnya.

MITOS TENTANG HUBUNGAN BISNIS

Pendekatan keluarga

Pendekatan keluarga dalam mengembangkan hubungan bisnis memiliki segi positif. Pendekatan keluarga dilandasi kepercayaan, dan hubungan bisnis sangat memerlukan hubungan tersebut agar transaksi bisnis dapat berjalan dengan lancar dan efektif.

Pendekatan keluarga juga menjadikan pihak yang terlibat dalam transaksi bisnis mampu mencurahkan energi mereka untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan bersama, bahkan seringkali dapat melapaui harapan sebelumnya. Pendekatan keluarga mempunyai segi nagatif, pendekatan keluarga deringkali menimbulkan harapan karena pihak yang terkait tidak dapat melaksanakan hubungan bisnis secara busunesslike.             Pendekatan keluarga juga tidak mampu menyediakan semua potensi yang diperlukan untuk menjalankan bisnis sehingga dapat berakibat dalam ketidakefisienan dan ketidakproduktifan proses penyediaan produk dan jasa.

Pendekatan bisnis

Pendekatan bisnis digunakan untuk mengatasi kelemahan pendekatan keluarga. Pendekatan bisnis digunakan sebagai dasr membangun hubungan bisnis antara perusahaan dengan pemasok dan mitra bisnisnya dan antara menejer dengan karyawan dan antar fungsi dalam perusahaan.

Dalam melakukan transaksi bisnis dengan pemasok, perusahaan memakai kayakinan arm’s length transaction, sehingga dialkuakan proses seleksi pemasok yang benar- benar independen melalui proses permintaan penawaran harga, pemilihan pemasok berdasarkan langkah – langkah bisnis murni.

Keyakinan arm’s length transaction ini juga diterapkan dalam melakukan transaksi bisnis dengan costomer. Selain itu juga diterapkan dlam transaksi bisnis yang bersifat intern.

PENDOBRAKAN MITOS TENTANG HUBUNGAN BISNIS

Pendekatan kemitraan usaha untuk menggabungkan segi positif yang ada didalam pendekatan keluarga dan pendekatan bisnis. Pendekatan kemitraan usaha menitik beratkan pada trust building dan competency didalam membangun hubungan kemitraan, baik didalam organisasi perusahaan (antara menejer dengan karyawan dan antar fungsi dalam organisasi) maupun antara perusahaan dengan para pemasok dan mitra bisnisnya.

Sebenarnya hubungan antar fungsi dalam organisasi, antara manager dengan karyawan, dan diantara perusahaan dengan para pemasok dan mitra bisnisnya perlu dilandasi dengan antara lain :

1. Fokus untuk memuasi kebutuhan customer

2. Berjangkapanjang.

Berdasarkan kemitraan usaha ini, kegiatan – kegiatan yang tidak menambah nilai bagi customer dapat dikurangi, dan yang pada akhirnya dapat dihilangkan. Sebagai contoh, lika perusahaan membnagun quality relationship antara perusahaan dengan pemasoknya semua transaksi pengadaan harus didesain berlandaskan pada kompetensi dan kepercayaan(trust).

Hubungan transaksi antara perusahan dengan pemasok dan customer berlandaskan pada kepercayaan (trust based relation ship), sehingga mapu membentuk jejaring kerja terpadu yang meningkatkan secara luas biaya kualitas, kecepatan, dan penurunan biaya.

TUJUAN MEMBANGUN KEMITRAAN USAHA

Tujuan strategik untuk menjadikan  kemitraan usaha tersebut worth the efforts adalah untuk :

  1. 1. Menghadapi persaingan bisnis global:
    1. Pembangunan jejaring organisai, sebagai bisnis untuk bersaing dipasar global.
    2. b. Optimalisasi smart tecnology dalam membangun quality relation ship
  2. 2. Menyediakan value terbaik bagi customer melalui focussed strategy :
    1. pengerahan secara optimum mengenai berbagai core competencies perusahaan yang berada dalam jejaring untuk memuasi kebutuhan customer.
    2. Pengerahan secara optimum kemampuan dan kemauan seluruh personel perusahan untuk memuasi kebutuhan customer.

LANDASAN KEMITRAAN USAHA

Customer adalah alasan utama perusahaan berada dalam bisnis, baik bagi perusahaan secara individual maupun secar jejaring.

Tanpa customer, perusahaan tidak mempunyai alasanuntuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang .

Ada empat alasan mengapa jejaring organisasi lebih mampu memuasi kebutuhan customer dari pada organisasi secara individual :

  1. Produk pada dasarnya merupakan satu bundel jasa yang berkemampuan untuk menghasilkan value bagi customer
  2. Produsen produk dan jasa perlu mengubah logikanya sesuai dengan logika customer agar mempunyai kesempatan untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasi perusahaan mereka
  3. Konsep kualitas mencakup semua aspek organisasi perusahaan dan bahkan melampaui batas – batas organisasi perusahaan meluas keorganisasian pemasok mitra bisnis dan customers.
  4. Smart tecnology merupakan enabler untuk mewujudkan kemitraan antar perusahaan dan kemitraan antar fungsi dan antara manager dengan karyawan dalam organisasi perusahaan.

MINDSET YANG MENDASARI KEMITRAAN USAHA

Kemitraan usaha dilandasi oleh mindset yang terdiri dari tiga komponen  :

Paradigma ”kemitraan usaha melipatgandakan customer value”

Didalam lingkungan bisnis yang didalamnya customer memegang kendali bisnis, keberhasilan perusahaan intuk menghasilkan value bagi customer merupakan faktor yang menentukan kemampuan perusahaan didalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Customer value ditentukan oleh tiga faktor dalam formula berikut ini :

Customer value = Manfaat –  pengrbanan * Kemitraan Usaha

Keyakinan dasar

Keyakinan dasar yang melandasi kemitraan usaha adalah “ customer adalah tujuan perusahaan “

Berdasarkan keyakinan dasar ini, berbagai keyakinan dasar yang lama perlu dibuang

  1. Hubungan antara perusahaan dengan pemasoknya, hubungan antara manager dengan para karyawannya, hubungan antar karyawan, dan hubungan antar fungsi yang didasarkan atas landasan ketidak percayaan  hanya akan mengakibatkan hambatan  dalam mencapai tujuan kepuasan Customer karena menurunnya kualitas layanan yang disediakan oleh perusahaan kapada customer
  2. Jika customer bukan merupakan tujuan perusahaan, berarti tujuan pekerjaan hanya memuasi kebutuhan diri sendiri.

Nilai dasar

Nilai dasar yang perlu dijunjung tingi dalam mewujudkan kemitraan usaha adalah :

Kejujuran, semua hubungan bisnis hanya akan berjalan dengan lancar dan sangat efisien jika dilandasi oleh nilai kejujuran masing – masing pehak yang terlibat dalam transaksi bisnis menjunjung tinggi kejujuran.

Integritas, kemitraan usaha hanya dapat terwujud jika masing – masing mitra bisnis menjunjung tinggi nilai dasar integritas.

TIPE KEMITRAAN USAHA

Partnered relationship, adalah kemitraan usaha yang dibangun oleh perusahaan dengan pemasoknya, disamping itu partnered relationship juga menunjukkan kemitraan usaha yang dibangun dengan customernya.

Strategic alliance, kemitraan usaha yang dibangun oleh perusahaan dengan mitra bisnisnya untuk menyediakan value terbaik bagi customer.

Cross-fungctional team, merupakan pendekatan untuk meningkatkan kemitraan usaha antar fungsi dalam organisasi untuk kepentingan pemberian layanan terbaik bagi customer.

Employee empowerment, merupakan perwujudan focussed strategy melalui pembangunan kemitraan usaha antara manager dengan karyawan.

TAHAP – TAHAP PEMBANGUNAN KEMITRAAN USAHA DENGAN PEMASOK DAN MITRA BISNIS

Penjajagan, pihak – pihak yang terkait melakukan penjajagan keandalan masing – masing pihak untuk dijadikan sebagai mitra dalam bisnis.

Dalam tahap ini pula  masing – masing pihak melakukan penjajagan paradigma, core benefit, core value yang digunakan oleh masing – masing pihak dalam berbisnis.

Peningkatan, masing – masing pihak meningkatkan keertan kemitraan usaha dengan cara melakukan perluasan hubungan dan atau kedalaman hubungan. Tahap peningkatan diperluas ke pengadaan beberapa macam bahan untuk jangka waktu kontrak satu tahun. Biasanya didalam tahap ini sistem informasi managemen telah dibangun diantara pihak – pihak yang terkait didalam kemitraan usaha, namun sifatnya masih sementara.

Perikatan, masing – masing pihak sudah sepakat untuk membangun kemitraan usaha jangka panjang yang bersifat permanen. Kemitraan usaha diperluas dan diperdalam dengan dilandasi oleh paradigma, core beliefs, dan core value yang diperlukan untuk membangun kemitraan yang permanen.

DAMPAK KEMITRAAN USAHA TERHADAP STRUKTUR SISTEM PENGENDALIAN MANAGEMEN

Virtual organization

Suatu organisasi yang menghasilkan produk dan jasa untuk memenuhi  kebutuhan customernya melalui kontrak – kontrak bisnis dengan perusahaan lain. Virtual organization menjadikan organisasi berbentuk jejaring kerjayang terdiri dariperusahaan – perusahaan dengan core competensinya masing – masing yang secara bersama – sama menghasilkan produk an jasa yang memberikan value bagi cistomer

Cross-fungctional approach

Kemitraan usaha yang terjalin melalui Cross-fungctional team menjamin terfokusnya perhatian semua fungsi yang terkait dan peningkatan kecepatan layanan customer.

Leadership from everybody

Kemitraan usaha yang dibangun antara menejer dengan karyawan menjadikan semua karyawan berdaya untuk merencanakan, mengimplementasikan rencana, dan mengendalikan implementasi rencana pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya atau tanggung jawab kelompoknya. Dengan kemitraan antara manager dengan karyawan, organisasi berubah menjadi organisasi dengan banyak leaders;leadership from everybody. struktur organisasi perusahan menjadi semakin datar karena posisi menejerial menengah tidak lagi diperlukan dengan semakin berdayanya karyawan.

DAMPAK KEMITRAAN USAHA TERHADAP TINDAKAN PERUSAHAAN

Kemitraan usaha yang dibangun perusahaan dengan para pemasok dan para mitra bisnisnya akan menjadikan perusahaan responsif terhadap setiap perubahan kebutuhan Customer.

Kemitraan usaha juga akan meningkatkan kecepatan layanan yang diberikan oleh perusahaan bagi customernya.

Continous improvement mindset, yang menjadi paradigma setiap perusahaan yang tergabung dalam network akan menjadikan proses ytang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa semakin cepat, dengan usaha pengurangan dan penghilangan aktivitas – aktivitas yang tidak menambah nilai bagi customer oleh perusahaan

BAB 14

PENDELEGASIAN WEWENANG

Menejemen puncak tidak dipilih oleh karyawan melainkan oleh rapat umum  karena itu wewenang berasal dari lembaga tersebut. Wewenang kemudian didistribusikan oleh menejemen puncak kepada manager – manager yang berada dibawahnya melalui mekanisme pendelegasian wewenang tersesbut.

Konsep pendelegasian wewenang

Delegasi wewenang lebih ditujukan kepada manager, bukan karyawan. Pendelegasian wewenang adalah pemberian wewenang oleh manager yang lebih atas kepada manager yang lebih rendah untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan otorisasi dari manager pemberi wewenang.

Pengendalian untuk menciptakan kepatuhan bawahan dilakukan oleh manager jenjang lebih atas melalui tiga instrumen pengendalian antara lain :

  1. Melalui otorisasi secara eksplisit sebelum wewengan dilaksanakan oleh manager yang lebih rendah.
  2. Melalui laporan pertanggungjawaban pelaksanaan wewenang yang dibuat oleh manager tingkat yang lebih rendah ke manager pemberi wewenang.
  3. Melalui audit kinerja (performance audit) yang dilaksanakan oleh auditor intern.

Kondisi yang cocok untuk pendelegasian wewenang.

  1. Sistem pendelegasian wewenang cocok diimplementasikan dalam kondisi berikut ini :
    karyawan terdiri dari tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terampil, prinsip manajemen komando cocok untuk melaksanakan pekerjaan – pekerjaan menual yang dilaksanakan oleh tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terampil.
  2. Informasi tidak dapat diakses oleh karyawan karenan keterbatasan teknologi yang digunakan untuk mengolah data.
  3. Lingkungan bisnis yang stabil, akan memberikan toleransi kepada panjangnya rantai komando dalam pengambilan keputusan.

Kultur yang dihasilkan dari sistem pendelegasian wewenang

Sistem pendelegasian wewenang  yang dikembangkan dalam organisasi tradisional membentuk kultur organisasi sebagai berikut ini :

  1. Membentuk pemimpin yang berpegang pada kedudukannya (position based leadership) dan bergaya otoriter yang mengandalkan pada komando untuk memperoleh kepatuhan bawahan.
  2. Membentuk karyawan yang patuh, tidak kreatif, dan tidak berinisiatif.
  3. Menghasilkan hubungan berdasar ketidak percayaan (distrust) antara manager atas dengan manager bawahnya.

SIAPA SEBENARNYA KARYAWAN ITU?

Pandangan menejemen terhadap karyawan akan menentukan keberhasilan pengembangan potensi karyawan. Pandangan terhadap karyawan yang mendukung usaha pemberdayaan karyawan adalah :

  1. Orang adalah aktiva organisasi yang paling bernilai dan merupakan keunggulan kompetitif yang paling tinggi
  2. Gedung dan aktiva tetap lain akan mengalami depresiasi nilainya karena pemakaian, sementara itu orang memiliki kesempatan untuk bertumbuh dengan berlalunya waktu.

Aktiva yang paling bernilai

Perlu disadari oleh menejemen bahwa aktiva yang paling bernilai bagi organisasi perusahaan adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusialah yang menentukan penempatan organisasi pada posisi kompetitif.

Sumber daya menusi berpotensi untuk tumbuh

Berbeda dengan aktiva tetap, sumber daya manusia memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang selama dimanfaatkan dalam organisasi. Manusia memiliki potensi yang tidak terbatas jika orang menyadarinya dan menggali potensi tersebut. Jika menejemen mau dan mampu menyediakan lingkungan dan sistem untuk menyediakan kesempatan bagi karyawan dalam membangun potensi mereka selama bekerja, karyawan akan mencapai tingkat potensi optimum yang diperlukan oleh organisasi untuk maju.

PEMBERDAYAAN KARYAWAN

Pemberdayaan karyawan difokuskan ke karyawan, tingkat terbawah dalam setiap organisasi. Dengan pemberdayaan karyawan, kekuasaan justru digali dari dalam diri karyawan  dan orang yang tidak pernah diperhitungkan dalam organisasi tradisional.

Pemberdayaan karyawan adalah pemberian wewenang kepada karyawan untuk merencanakan, mengendalikan dan membuat keputusan tentang pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya, tanpa harus mendapatkan otorisasi secara eksplisit dari manager diatasanya.

Pemberdayaan pada dasarnya merupakan pelepasan atau pembebasan, bukan pengendalian energi manusia sebagaimana yang dilaksanakan dalam pendelegasian wewenang.

Keyakinan dasar yang melandasi pemberdayaan karyawan

Pemberdayaan karyawan hanya akan terwujud jika dilandasi oleh tiga keyakinan dasar berikut ini :

Subsidiary, prinsip ini mengajarkan bahwa badan yang lebih tinggi kedudukannya tidak boleh mengambil tanggungjawab yang dapat dan harus dilaksanakan oleh badan yang kedudukannya lebih rendah.

Karyawan pada dasarnya baik, sebagai manusia yang berakal sehat dan makhluk yang berfikir, orang memiliki kecenderunagn alami untuk berhasil dalam pekerjaannya. Oleh karena konsep pemberdayaan dimulai dari keyakinan bahwa orang pada dasarnya ingin mengerjakan pekerjaan baik, menejer tidsak perlu lagi menerapkan  metode guna membujuk karyawan guna mengerahkan usaha mereka.

Trust based relationship, pemberdayaan karyawan menekankan aspek kepercayaan yang diletakkan oleh menejemen kepada karyawan. Dari pemberdayaan karyawan, hubungan yang tercipta antara menejemne dengan karyawan adalah hubungan berbasis kepercayaan (Trusr based relationship) yan diberikan oleh menejemn kepada karyawan, atau sebaliknya kepercayaan yang bibangun oleh karyawan melalui kinerjanya.

Bagaimana pemberdayaan karyawan diwujudkan?

Pemberdayaan karyawan pada dasarnya membentuk karyawan yang produktif dan berkomitmen. Untuk menjadikan karywan produktif, karyawan harus memiliki kompetensi yang memadai.p pemberdayaan karyawan hanya dapat terwujud jika karyawan memiliki kemampuan, ketrampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh pekerjaannya. Lingkungan kerja yang kondusif untuk pemanfaatan kompetensi karyawan secara optimum adalah :

  1. Terdapat kepercayaan timbal balik (mutual trust) antara managemen dengan karyawan.
  2. Terdapat komitmen karyawan terhadap Visi, misi, core beliefs dan core value organisasi.
  3. Kesediaan menejemen puncak untuk memberikan wewenang kapada karyawan untuk mengambil keputusan atas pekerjaan yang menjadi tanggung jawab karyawan.
  4. Kesediaan managemen puncak untuk memberikan wewenang kapada karyawan untuk melakukan akses ke pusat informasi, untuk memungkinkan karyawan mengambil keputusan berkualitas.
  5. Terdapat sisitem penghargaan berbasis kinerja (performance based reward) bukan berbasis posisi (position-based reward)

DAMPAK POSITIF PEMBERDAYAAN KARYAWAN

Dampak pemberdayaan karyawan terhadap struktur organisasi

Secara rinci dampak pemberdayaan terhadap struktur organisasi adalah sebagai berikut :

  1. Organisasi lebih mendatar, jenjang organisasi dibangun untuk melaksanakan pengendalian terhadap pelaksanaan wewenang yang didelegasikan kepada manager bawah. Semakin besar organisasi, semakin tinggi jenjang organisasi, karena keterbatasan rentang kendali yang dapat secara efektif dilaksanakan oleh seorang manager.
  2. arus informasi terutama kearah horizontal, pemberdayaan karyawan menjadikan karyawn mampu merencanakan, mengendalikan dan mengambil keputusan atas pekerjaan yang menjadi tangungjawabnya. Karyawan dapat melakukan akses kepusat informasi dan berkat kompetensinya, ia dapat mengambil keputusan berkualitas atas pekerjaannya.
  3. Kecepatan pengambilan keputusan, pemberdayaan karyawan meningkatkan kecepatan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh organisasi dalam berhubungan dengan customer
  4. Berkurangnya distorsi informasi, pemberdayan karyawan memotong rantai komando tersebut, sehingga mengurangi secara signifikan resiko terdistorsinya informasi yang dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan.
  5. Komitmen karyawan untuk melakukan improvmen meningkat, orientasi karyawan ke sistem yang digunakan untuk menghasilkan value bagi customer meningkatkan komitmen karyawan terhadap improvmen terhadap sistem.
  6. Pergeseran dari responsibility-at-the-top organization ke responsibility based organization. responsibility based organizationsuatu organisas yang tangungjawab atas jalannya bisnis berada ditangan setiap orang dalam organisasi. responsibility based organization akan sangat responsif terhadap perubahan kebutuhan customer. Organisasi berubah menjadi
  7. Perubahan dari organisasi orang bayaran ke organisasi orang bisnis. Di dalam organisasi yang karyawannya telah berdaya, karyawan diberi wewenang untuk akses kepusat informasi dan untuk mengambil keputusan bisnis yang menjadi tanggungjawabnya. Dengan demikian, keryawan yang berdaya menjadi pelaku bisnis bukan lagi sekedar orang bayaran.

Dampak pemberdayaan karyawan terhadap sistem informasi managemen

Pemberdayaan karyawan terhadap sistem informasi managemen berikut ini :

  1. Karyawan menjadi pemakai informasi untuk pengambilan keputusan, keputusan – keputusan yang dipandang strategic dalam menejemen tradisional, sekarang dapat dilakukan oleh karyawan

Informasi keuangan menjadi tipe informasi yang dibutuhkan oleh karyawan, pemberdayaan karyawan melibatkan karyawan ke dalam keputusan – keputusan yang berdampak keuangan. Oleh karena itu sistem informasi akuntansi perlu disdesain sedemikian rupa sehingga karyawan dapat melakukan akses ke pusat informasi akuntansi untuk memungkinkan karyawan mempertimbangkan seberapa cost effective pekerjaan mereka dedalam menghasilk

e-commerce

Juni 17, 2009

Onno W. Purbo

Sebagian besar e-commerce yang banyak di gembar-gemborkan umumnya merupakan e-commerce tipe B2C (bisnis to customer). Wajarlah B2C memang sebetulnya kelas bisnis yang sifatnya retail yang perlu menarik massa; tentunya wajar-wajar saja kalau teman-teman yang masuk ke bisnis B2C ini memasang iklan-iklan besar-besaran di media massa. Kadang kala teman-teman ini kurang hati-hati atau menggunakan strategi yang salah sehingga yang terjadi akhirnya lebih banyak membakar uang percuma tanpa berhasil menarik massa.

e-commerce B2B (bisnis to bisnis) merupakan pola yang jauh lebih menarik daripada e-commerce B2C. Dari berbagai research yang ada, tampak bahwa B2B menghasilkan transaksi yang jauh lebih besar daripada B2C. Nilai transaksi B2C umumnya hanya sekitar 10-20% dari pada B2B.

Kalau saya perhatikan ada dua (2) pola utama di B2B, yaitu yang berbasis komunitas & yang berbasis teknologi untuk mengeffisienkan proses transaksi. Yang pertama yang berbasis komunitas biasanya dikenal sebagai market place umumnya merupakan komunitas yang sifatnya vertikal (dari hilir ke hulu). Dalam pola ini biasanya kita masih bisa melihat aktifitas mereka di Web & biasanya merupakan pengembangan dari media online yang difokuskan pada komunitas bisnis tertentu yang mencakup strata dari hilir ke hulu. Contoh komunitas e-commerce B2B di Web dapat dilihat di yahoo (http://b2b.yahoo.com) dan yang saya paling suka adalah di verticalnet (http://www.verticalnet.com). Pola verticalnet sangat menarik sekali di situ sangat eksplisit sekali pola komunitas mereka.

Pola yang kedua adalah yang sifatnya sangat automated. Biasanya tidak terlalu terlihat di Web. Mereka melakukan e-commerce B2B sebagai kegiatan transaksi mereka sehari-hari yang dilakukan adalah mengotomasikan sistem di back-office seperti MIS & ERP agar bisa langsung bertransaksi ke mitra-mitra-nya secara effisien. Disini digunakan teknologi yang mempercepat transaksi seperti Electronic Data Interchange (EDI), yang di tunjang teknologi security seperti Secure Socket Layer (SSL), Public Key Infrastructure (PKI). Authentikasi player dilakukan melalui digital signature & certificate authority (CA). Semua ini di dokumentasikan dengan baik dalam bentuk standar yang terbuka di Internet. Biasanya pola ini dibutuhkan bagi mereka yang sering melakukan transaksi e-commerce B2B agar proses-nya menjadi effisien. Tentunya perlindungan hukumnya menjadi penting dalam bentuk cyberlaw.